Wednesday, February 10, 2010

KIAT SUKSES LOLOS SELEKSI PARAMADINA FELLOWSHIP 2010


Assalamualaikum Wr.Wb

Salam sejahtera

Hai teman-teman, langsung aja ya. Sebelumnya kami ingin menegaskan, bahwa ini hanyalah sebagai sebuah stimulus bagi teman-teman semua untuk dapat mendaftar Paramadina Fellowship 2010 dengan sebaik-baiknya agar InsyaAllah bisa mendatangkan hasil yang maksimal dan seperti yang kita semua harapkan, amin. Jadi kami tidak dapat memastikan bahwa teman-teman pasti akan diterima bila mengikuti anjuran kami,karena itu memang bukan kewenagan kami, dan ini hanya bersifat to share aja dengan temen-temen berdasarkan pengalaman yang pernah kami alami sebagai penerima Paramadina Felloship 2008 dan 2009. Tapi setidaknya, bisa menjadikan yang terbaik, dan syukur bila dapat menjadikan teman-teman sebagai penerima Paramadina Fellowship 2010, amin.

OK, kita awali dengan cara pengisian Formulir Pendaftaran sebanyak 14 lembar. Perhatikan benar-benar pada halaman depan Formulir pendaftaran yang menyangkut kelengkapan dokumen yang harus dikumpulkan. Pastikan tidak ada satu dokumen pun yang tertinggal, karena itu dapat menyebabkan hal yang fatal bagi kelulusan kalian pada Tahap I.

Isi data diri dan data keluarga kalian dengan selengkap-lengkapnya, usahakan jangan sampai ada yang kosong kecuali bila memang mengharuskan dikosongkan. Apapun itu keadaan kalian, tulis dengan sejujur-jujurnya keadaan kalian dan keluarga kalian. Terkait dengan kolom Cita-cita,Pelajaran,dan Tokoh Favorit isilah dengan serius dan “kalau bisa” cocok dengan jurusan yang anda pilih karena hal itu menunjukan bahwa jurusan yang kalian pilih cocok dengan kepribadian kalian.

Untuk kolom Organisasi berusahalah untuk mengingat kembali Organisasi-Organisasi yang pernah kalian ikuti dari SMP hingga SMA, dan hal ini tidak terpacu pada yang di sekolah saja, misalnya kalian pernah bergabung di Karang Taruna Desa,atau Organisasi-Organisasi yang diadakan di lingkungan sekitar kalian, misalnya Organisasi Remaja Masjid dan sebagainya,sekecil apapun peranan Organisasi itu dalam masyarakat sekitar sekalian, jangan ragu untuk menyertakan keterangan keikutsertaan kalian dalam Organisasi tersebut. Begitu juga dengan prestasi-prestasi kalian, baik yang akademis maupun non akademis, baik berupa sertifikat keikutsertaan hingga piagam kejuaraan tolong kalian sertakan dengan sedetail-detailnya jangan sampai ada yang terlewatkan, termasuk bila kalian pernah bekerja di suatu Instansi, magang, mengikuti pelatihan, Pernah menjadi ketua panitia suatu kegiatan atau perlombaan, pernah menjadi Pembawa Acara, dan masih banyak yang lainya. Kalaupun kalian pernah mengikuti lomba namun tidak menang, menurut hemat kami jangan malu pula untuk menyertakan perlombaan-perlombaan yang pernah kalian ikuti meskipun tidak membuahkan kemenangan. Yang perlu kalian ingat dan catat, suatu hal yang kecil sekalipun akan mendapatkan penilaian tersendiri bila kalian menyertakan hal tersebut dalam formulir pendaftaran kalian.

Hal kedua, adalah menegenai jurusan. Pilihlah Jurusan yang cocok dengan minat dan bakat kalian. Bukan hanya minat, namun sesuaikanlah pula bakat dengan jurusan yang kalian pilih. Pilih jurusan yang benar-benar kalian “punya” kemampuan dalam jurusan tersebut. Karena alasan kalian memilih suatu jurusan yang terkait dengan minat dan bakat kalian mencerminkan sejauh mana kalian cocok dengan jurusan yang anda pilih tersebut. Dan yang jadi penekanan disini, Jurusan merupakan ujung tombak dari kelulusan kalian. Jurusan merupakan hal pertama yang dilihat dari Tim Panel dari formulir pendaftaran kalian kirimkan. So,,saran kami, pikirkan baik-baik jurusan yang akan kalian pilih. Jangan sampai kalian salah memilih jurusan. Ada beberapa jurusan yang peluangnya besar, dan kalaupun kalian memilih jurusan yang “sekiranya” peluangnya tidak terlalu besar, hal itu tidak mengapa, namun itu berarti kalian harus siap berjuang mati-matian karena saingan kalian adalah seluruh siswa dari seluruh Indonesia.Dan jangan pernah takut sebelum kalian berperang. U’ll never know ‘till u have tried.

Hal ketiga yang sering menjadikan pertanyaan bagi kalian adalah tentang Essay. Untuk tahun 2010 ada Essay dengan tema “ Saya di Tahun 2025”. Kalau kami menyarankan tulislah suatu tulisan tentang diri kalian di tahun 2025 yang menyangkut Cita-cita kalian atau impian kalian terkait dengan jurusan yang telah kalian pilih tersebut. Refleksikan diri kalian seperti apakah di tahun 2025. Jangan lupa untuk mengaitkan Kepribadian kalian, Etos Hidup kalian, Motivasi kalian dalam mengikuti PF 2010 dan keyakinan serta semangat untuk lolos PF 2010 dan pastinya bakat dan kemampuan kalian dalam mewujudkan Cita-cita atau harapan kalian dengan melalui jurusan yang kalian pilih tersebut. Bila alasan kalian mengikuti PF 2010 karena alasan finansial, maka jangan pernah malu untuk menuliskan alasan tersebut sesuai kenyataan yang ada.

Essay yang kedua adalah “Pengalaman Pahit Saya” .Tulislah suatu pengalaman pahit yang mungkin paling pahit serta bermakna dalam kehidupan kalian, dimana pengalaman itu menjadi Kontributor terbesar dalam perubahan hidup kalian ke arah yang lebih positif tentunya di masa sekarang. Jangan lupa menceritakan kegigihan kalian dalam menghadapi kepahitan tersebut. Tunjukan bahwa kalian adalah sosok pribadi yang kuat,tegar,tawakal dan selalu bertekad untuk merubah kepahitan tersebut menjadi suatu kondisi yang bisa mendatangkan kebaikan bagi kalian,tunjukan bahwa kalian adalah sosok yang pintar mengambil hikmah dari setiap musibah.Dan tulis pula “sedikit atau sebersit” tentang pengalaman berharga kalian, sehingga Tim Panel mengetahui “sedikit” tentang pengalaman berharga yang pernah kalian raih. Mungkin saja pengalaman berharga itu merupakan hasil dari pengalaman pahit kalian.

Yang perlu menjadi catatan di sini adalah, tulis dengan serapi-rapinya Essay tersebut, karena tulisan mencerminkan kepribadian. bagi kalian yang pintar berbahasa Inggris, kami persilakan bila kalian ingin menulis dalam bahasa Inggris, karena bagi kalian yang bisa berbahasa asing mempunyai nilai plus tersendiri. namun bagi kalian yang lebih nyaman menggunkan bahasa Indonesia, maka tulis saja dalam bahasa Indonesia. Just be your self aja.

Ketiga, adalah mengenai Surat Rekomendasi Guru (ditulis menggunakan huruf balok). Usahakan minta rekomendasi kepada guru yang benar-benar mengenal kalian secara luar dalam, baik tentang kepribadian kalian, prestasi kalian, keadaan ekonomi kalian, hingga keaktifan kalian di lingkungan sekolah. Begitu pula dengan Surat Rekomendasi dari Kepala Sekolah ataupun Tokoh Masyarakat.Sedikit tips, sebelum Pemberi Rekomendasi memberikan Rekomendasi untuk kalian, berilah pengertian secara baik-baik kepada Pemberi Rekomendasi bahwa rekomendasi ini sangat menentukan bagi kalian terkait penerimaaan beasiswa dari Paramadina Fellowship 2010, agar Pemberi Rekomendasi bisa membantu anda melalui Rekomendasu yang beliau berikan, (ingat surat Rekomendasi harus tertutup rapat dalam amplop saat dikirimkan).

Pengalaman untuk penyemangat dalam mengikuti PF 2010.

Temen-temen cukup mengingat satu kalimat motivasi You’ll never know ‘ till you have tried. Kita gak akan tahu sebelum kita mencobanya. Jangan sampai teman-teman menyerah sebelum mengikuti PF 2010. Jangan pernah teman-teman mengurungkan niat untuk mendaftar PF 2010 karena ‘mungkin’ teman-teman merasa tidak pintar, tidak mempunyai prestasi, atau nilai raport yang pas-pasan, come on guys,,setiap manusia pasti mempunyai kelebihan. Bagaimana kita menggunakan kelebihan kita untuk menutupi kekurangan kita, itulah yang harus kita perjuangkan dalam mengikuti Paramadina Fellowship.

Sekedar cerita, saya bukanlah seorang yang pintar. Nilai rata-rata raport saya tiap semester juga tergolong “pas-pasan”. Bahkan bisa dikatakan dari semua pendaftar dari SMA 1 kudus, hanya saya yang mempunyai nilai rata-rata terendah. Satu kenyataan yang bisa menjatuhkan mental siapapun yang tidak mempunyai keberanian dan modal “nekad”. Namun saya selalu ingat kalimat motivasi yang saya sebutkan di atas tadi. Maka dari kalimat itulah saya selalu maju dan siap berperang melawan setiap tantangan dalam mengikuti Paramadina Fellowship.Karena saya yakin, Tuhan pasti melengkapi saya dengan segala kelebihan sebagai penawar atas segala kekurangan saya. Dan memang benar, Tim Panel adalah “Orang-Orang Hebat “ yang dapat melihat kita dari berbagai macam sisi.Bukan hanya sisi akademis saja, namun lebih jauh dari itu, Tim Panel dapat menemukan kekuatan-kekuatan di luar akademis kita yang dapat menjadi nilai plus tersendiri bagi diri kita. Dan Paramadina adalah Universitas yang menilai seseorang bukan hanya dari nilai akademisnya saja, karena nilai kecerdasan emosional , prestasi, keaktivan dan etika merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhitungkan.Hal ini terbukti dari banyaknya para pendaftar yang gagal karena mereka hanya bermodalkan nilai akademis dan prestasi saja, tanpa memiliki faktor-faktor lain yang menguatkannya. Jadi tetaplah rendah hati atas segala kelebihan kalian, jangan sampai kalian mengesankan bahwa kalian adalah seseorang yang sombong. Jadi jangan pernah ragu untuk mencoba mengikuti Paramadina Fellowship hanya karena ketakutan-ketakutan kita sebelum berperang. Dan segala penilaian pada tahap I adalah berdasarkan formulir pendaftaran yang kalian kumpulkan, jadi isilah formulir pendaftaran secara baik, karena itulah cikal bakal dari kesuksesan kalian untuk mendapatkan Paramadina Fellowship, termasuk dalam menuliskan prestasi dan berbagai macam kegiatan yang pernah kalian ikuti selama ini.

Sedikit menyinggung tentang berita yang cukup menganggu berkaitan dengan Universitas Paramadina adalah tentang Jaringan Islam Liberal (JIL). Percayalah teman-teman, Paramadina tidak ada sangkut paut sedikitpun dengan JIL. Sebagai orang yang berpendidikan, harusnya kita dapat membedakan antara Cak Nur sebagai Tokoh Pembaharuan Islam yang bersifat Modernisme dan JIL yang mengajarkan tentang Sekularisme. Karena Modernisme dan Sekularisme itu sesungguhnya berbeda, namun bagi “oknum” yang tidak pernah membaca Buku-buku karangan Cak Nur cenderung akan menyamaratakan antara Cak Nur sebagai pendiri Paramadina dan JIL. Dan JIL mempunyai “markas” tersendiri yang bertempat di Daerah Utan Kayu Jakarta dan sangat jauh dari Kampus Paramadina, dan JIL tidak berperan apa-apa di dalam Paramadina, karena mereka tidak ada hubungan apa-apa dengan Paramadina. Semoga kalian sebagai orang yang berpendidikan dapat mempercayai orang yang sudah bertahun-tahun di Paramadina,yang telah mengetahui seluk beluk Paramadina, daripada kabar burung dari orang-orang yang tidak berpengetahuan apa-apa dan hanya mengikuti berita-berita yang beredar yang tidak terbukti kebenaranya. Bagaimana mungkin kita mempercayai Orang yang tidak pernah membaca dan tidak pernah bersinggungan secara langsung dengan Paramadina dan JIL itu sendiri? kami berbicara tentang kebenaran, bukan tentang loyalitas kami sebagai mahasiswa dari Paramadina.

Jadi teman-teman yang kami cintai, semangatlah kalian dalam mengikuti Paramadina Fellowshipn 2010. Jangan pernah takut untuk mencoba. Setiap keputusan pasti akan mendatangkan tantangan dan resiko. So, janganlah mudah menyerah dalam menghadapi setiap permasalahan dan tantangan yang muncul dalam proses kalian mengikuti Paramadina Fellowship 2010, karena Tantangan ada bukan untuk ditakuti atau dihindari dan dibiarkan sebagai pematah semangat meraih impian,namun tantangan ada untuk kita takhlukan sebagai kekuatan dalam menjemput kesuksesan. Namun semua ini tidak terlepas dari ikhtiar dan do’a. Usaha tanpa do’a adalah sombong belaka, dan do’a tanpa usaha adalah sia-sia belaka. Meminjam kalimat filsafat, ketika kamu menginginkan sesuatu, maka percayalah seluruh isi dunia akan bersatu untuk membantumu mendapatkan keinginanmu.

Semoga apa yang kami berikan ini dapat memberikan manfaat bagi teman-teman semuanya.Selamat mencoba,berjuang, berdo’a, dan kami tunngu kehadiran teman-teman semuanya di Universitas Paramadina Jakarta.

Monday, February 8, 2010

Gambaran dan Peranan Pola Asuh Ibu yang Bekerja dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosi (EQ ) Anak Sebagai Modal Untuk Meraih Kesuksesan


PENDAHULUAN


Pola asuh sejak dini sangatlah menentukan pembentukan kepribadian atau emosi pada anak. Seperti layaknya kita membuat pedang dari besi, kalau kita membentuk pedang tersebut selagi panas maka apa yang terwujud adalah sama dengan apa yang kita harapkan. Tetapi bila kita membentuknya setelah dingin maka sangat sulit dan cenderung mustahil jika kita membuat bentuk seperti yang kita harapkan.

Salah satu bentuk pengasuhan yang sangat bagus adalah dengan memaksimalkan kecerdasan emosional anak kerana kecerdasan emosional ini sangatlah menentukan dalam kesuksesan hidup seseorang. Penulis berasumsi bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola pengasuhan orang tua dalam meningkatkan keserdasan emosi dengan kesuksesan hidup anak di masa mendatang. Anak yang dibesarkan oleh ibu yang bekerja akan memiliki kecerdasan emosional yang bagus dan self esteem yang tinggi sehingga tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan berkarakter. Lalu, timbul pertanyaan dalam benak kita, apa yang seharusnya ibu yang bekerja (wanita karier) lakukan agar bisa tetap menjalankan peran dalam pengasuhan anaknya sehingga perkembangan psikologis anak bisa berjalan sesuai dengan perkembangan buah hatinya? Seberapa besar peranan pola asuh ibu yang bekerja terhadap perkembangan psikologis dan emosional anak?

Topik ini penulis angkat karena penulis prihatin dengan kondisi anak-anak
zaman sekarang. Jika kita tengok dengan seksama anak-anak disekitar kita, tentunyaakan menimbulkan sebuah perhatian yang serius. Bisa dikatakan anak-anak padagenerasi sekarang banyak mengalami kesulitan emosional. Banyak dari mereka menjadipemurung dan kesepian serta lebih agresif dan kurang mengindahkan sopan santun.Selain itu, mereka lebih gugup, cemas dan cenderung impulsif. Hal yang sangatmenyedihkan adalah mereka menjadi seseorang menarik diri dari pegaulan, sukamenyendiri dan merasa kurang bahagia sehingga banyak dari mereka terjebak dalampenggunaan obat-obatan terlarang.

PEMBAHASAN

Ibu yang bekerja adalah seorang ibu yang aktivitasnya melayani suami dan anak, serta ikut bekerja menambah penghasilan. Jadi, bisa dikatakan bahwa ibu yang bekerja mempunyai peran ganda yaitu mendidik anak dan bekerja. Mereka akan memiliki kepauasan hidup, punya penyesuaian diri yang bagus, memiliki harga diri yang tinggi. Dalam mendidik anak, ibu yang bekerja kurang menggunakan teknik disiplin yang keras dan otoriter, mereka lebih banyak pengertian dalam keluarganya dan anak. Selain itu, mereka akan mampu bersikap positif dalam mengatasi konflik-konflik rumah tangga, serta dapat melakukan kendali langsung terhadap permasalahan yang terjadi (Sofyan, 2005, dalam Prieska Aditya Yasmine ).

Menurut Mussen, dkk (1989) pola asuh orang tua digolongkan menjadi tiga bentuk pengasuhan. Pertama, pola asuh otoriter (Authoritarian). Pola asuh otoriter ditunjukkan dengan adanya penggarisan norma oleh orang tua serta kontrol yang ketat pada anak guna mendapat kepatuhan dan ketaatan yang mutlak. Kedua, pola asuh
permisif (permissive) merupakan bentuk pengasuhan dimana orang tua sepenuhnya memandang anak sebagai pribadi yang memiliki otonomi terhadap dirinya sendiri. Ketiga, adalah pola asuh demokratis (Authoritative) merupakan metode yang digunakan orang tua dimana mereka memberikan penjelasan dalam membuat peraturan dan perilaku yang diharapkan dengan bertambahnya usia anak. Tidak saja sampai disitu, anak juga diberi kesempatan untuk menyatakan pendapat mengenai peraturan yang dibuat.

Dari teori diatas, penulis dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa pola pengasuhan yang paling baik adalah demokratis (Authoritative ). Dalam penerapan pola asuh demokratis, orang tua menghargai kebebasan namun tetap diarahkan dan dibimbing dengan penuh pengertian sehingga tercapai komunikasi yang sifatnya timbal balik. Ada juga penggunaan hukuman yang bertujuan untuk memberi tekanan agar anak sadar mana yang baik dan tidak. Falsafah yang mendasari penerapan pola asuh ini bertujuan mengajarkan anak agar mengembangkan kendali atas perilaku mereka sehingga dapat melakukan meskipun orang tua tidak mengawasi, atau dengan kata lain mempunyai kesadaran diri (self awarness) yang tinggi.

Salah satu aspek yang hendaknya orang tua tekankan selain kecerdasan intelektual (Intellegences Quotient) dan kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient) adalah perkembangan kecerdasan emosi (emosional quotient). Peran kecerdasan emosional dalam kehidupan sesorang sangatlah penting dan lebih besar dari kecerdasan intelektual maupun spiritual. Mengasuh anak dengan EQ adalah jumlah total apa yang kita lakukan, hal besar atau kecil, hari demi hari, yang dapat menciptakan keseimbangan lebih sehat dalam rumah tangga dengan hubungan dengan anak-anak. Tindakan otang tua harus menekankan pentingnya perasaan dan membantu orangtua dan anak-anak mengatasi serangkain emosi dengan pengendalian diri, bukan dengan tindakan impulsif, serta tidak membiarkan kita terlalu terbawa perasaan.

Jika kita tarik benang merah antara bentuk pola pengasuhan dan pengertian mengasuh anak dengan EQ ternyata ada kesamaan esensi yaitu adanya peran orang tua dalam membantu anak dalam mengatasi dan mengenali emosi dan perilakunya tanpa tindakan yang memaksa, tetap mendengarkan pendapat dari anak. Hal ini bisa menjadi bright solution dalam mempersiapkan anak menjadi pribadi yang tangguh dengan karakter kuat serta mampu menjawab tantangan perkembangan zaman.

Banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa peran kecerdasan emosional sangatlah besar sekali jika dibanding dengan kecerdasan lain. ”…Dalam sebuah survey terhadap ratusan perusahaan di AS, terungkap pula faktor yang menjadikan seorang pemimpin atau manajer, yang terpenting bukanlah teknis atau analisis melainkan adalah yang berhubungan dengan perasaan dan emosi atau perasaan yang berhubungan dengan
personal. Menurut Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, guru besar Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia, konon IQ hanya memberi konstribusi 20% dari kesuksesan hidup seseorang, selebihnya tergantung pada kecerdasan emosi (Emosional Intellegence, EI atau EQ) dan sosial yang bersangkutan. Disisi lain, 90 % “keberhasilan kerja” manusia ternyata ditentukan oleh kecerdasan emosionalnya, sisanya (sekitar 4%) jatah kemampuan teknis….”.

Menurut Goleman (1996) kecerdasan emosional merupakan kemampuan emosional yang dimiliki individu yang meliputi kemampuan mengontrol diri sendiri (self control), memiliki semangat dan ketekunan (zeal and persistence), kemampuan memotivasi diri sendiri (ability to motivate one self), ketahanan menghadapi frustasi, kemampuan mengatur suasana hati (mood) dan kemampuan menunjukkan empati, harapan serta optimisme, individu mampu membina hubungan yang baik dengan orang lain, mudah mengenali emosi orang lain dan penuh perhatian ( Tridhonanto Al & Baranda Agency, 2009 ; 11-16).

Menurut penulis, aspek-aspek dalam kecerdasan emosi yang telah dipaparkan di atas sangatlah kompleks dan sangat relevan dibutuhkan seseorang untuk bisa survive dalam menapaki perjalanan hidup yang cepat berubah. Berbekal dari kemampuan mengontrol diri dan mengenal emosi seseorang akan mampu untuk mengenali perasaan sesuai dengan apa yang terjadi, mampu memantau perasaan dari waktu ke waktu dan merasa selaras terhadap apa yang dirasaakan. Hal tersebut sangatlah penting dalam diri individu karena dialah yang mengerti akan siapakah dirinya, seberapa besarkah kemampuan dan kekuarangan yang dia miliki serta mampu untuk memenangkan diri, melepaskan diri dari kecemasan, kemurungan dan kemarahan yang terjadi. Selain hal tersebut aspek yang terdapat dalam kecerdasan emosioanal adalah kemampuan mengenali emosi orang lain yang tidak lain adalah kemampuan mengetahui perasaan orang lain (kesadaran empatik), menyesuaikan diri terhadap apa yang diinginkan orang lain serta aspek kemampuan membina hubungan, yaitu
kemampuan mengelola emosi orang lain dan berinteraksi secara mulus dengan orang lain. Dari hal tersebut sangatlah relevan jika kecerdasan emosional sangatlah penting dalam menentukan suksesnya seseorang dalam menjalani hidup.

Bagaimana pola asuh dan tingkah laku yang mestinya Ibu lakukan terhadap anaknya? Hal yang bisa ibu lakukan antara lain adalah membiasakan buah hati menentukan perasaan secara tepat, meyatakan kebutuhan emosinya, ajarkan buah hati untuk menghormati perasaan orang lain, tunjukkan sikap empati kepada orang lain, serta tidak memaksakan kehendak terhadap anak.

Berikut adalah bentuk pola asuh yang penulis rekomendasikan untuk ibu yang bekerja agar bisa melatih anak tumbuh dan berkembang dengan EQ dan kemandirian. Pertama, beri kesempatan anak unutuk memilih, anak yang terbiasa berhadapan dengan situasi yang sudah ditentukan orang lain akan menjadi pribadi yang malas unutk melakukan pilihannya sendiri. Sebaliknya, jika anak terbiasa dihadapkan dengan beberapa pilihan, maka akan terlatih untuk membuat keputusan sendiri baginya. Kedua hargai usahanya, sekecil apapun usaha yang anak perlihatkan entah itu tepat atau tidak tepat. Hal itu mampu membantu anak merasa diterima dan dihargai. Ketiga, hindari banyak bertanya. Pertanyaan yang ibu ajukan sebenarnya menunjukkan perhatian pada anak, tetapi jika terlalu sering dapat diartikan sebagai sikap yang terlalu ingin tahu. Oleh karena itu, sebaiknya ibu menghindari kesan cerewet dan mau tahu. Keempat adalah jangan langsung menjawab pertanyaan. Bimbinglah dia untuk bisa menjawab pertanyaannya sendiri, dan tugas ibu adalah mengoreksi jika anak salah menjawab pertanyaan tersebut. Kelima adalah memberi dorongan kepada anak untuk melihat alternatif lain. Orang tua bukanlah satu-satunya tempat bertanya, banyak sumber lain yang dapat membantu mangatasi masalah yang ia hadapi. Terakhir adalah jangan patahkan semangatnya, tidak jarang ibu/orang tua ingin menghindarkan anak dari rasa kecewa dengan mengatakan “mustahil” terhadap apa yang anak sedang upayakan. Jika anak sudah mampu dan mau memperlihatkan keinginan untuk mandiri, dorong terus untuk melakukannya.

KESIMPULAN

Dari pembahasan yang penulis coba analis di depan dapat disimpulkan bahwa peran pola asuh ibu yang bekerja sangatlah penting. Untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi yang tangguh, punya karakter kuat, mampu membina hubungan dengan lingkungan dan beradaptasi dan manjadi pribadi yang sukses perlu adanya perhatian yang penuh terhadap perkembangan emosional buah hatinya. Bentuk pola asuh yang bisa diterapkan untuk itu adalah dengan pola Authoritaive. Selain pola itu, hal yang perlu ditekankan dalam pengasuhan adalah perkembangan emosional anak.

Diharapkan ibu mengasah kecerdasan emosi anak sejak dini karena peranan kecerdasan emosi sangatlah besar dalam menentukan kesuksesan anak di masa mendatang. Untuk menjawab tantanga tersebut seoarang ibu yang bekerja bisa menggunakan pendekatan humanis terhadap anak. Gambaran dan langkah yang telah penulis rekomendasikan di dalam bab pembahasan bisa dipraktekkan oleh orang tua terutama ibu dalam mengasah kecerdasan emosional buah hati.


DAFTAR PUSTAKA

Ie Yen, A.J . Tjahjoanggoro & Budi Atmadji. 2003. “ Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan Prestasi Kerja Distribiutor (MLM). Dalam Jurnal ANIMA Vol. 18, Januari 2003.

Mangoenprasojo, A. Setiono & Sri Nur Hayati. 2005. Anak Masa Depan dengan Multi Intellegensi. Yogyakarta: Pradipta Publishing.

Santrock, John W. 2004. Psikologi Pendidikan. Texas : University Of Texas.
Suharyo, Pulung. 2006. “ Gambaran Kecerdasan Emosi Pada Remaja Awal Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua”, dalam Skripsi. Universitas Paramadina Jurusan Psikologi.

Tridhonanto, Al & Beranda Agency. 2009. Melejitkan Kecerdasan Emosi (EQ) Buah Hati ; Panduan Bagi Orang Tua Untuk Melejitkan EQ (Kecerdasan Emosional) Anak yang Sangat Menentukan Masa Depan Anak. Jakarta: Alex Media Komputindo.

Yasmine, Prieska Aditya. 2008.“ Perbedaan Kecerdasan Emosi Antra Ibu Rumah Tangga dan Wanita Karier ”, dalam Skripsi. Universitas Paramadina Jurusan Psikologi.

Wade, Carle& Carol Tavris. 2007. Psikologi. Jakarta: Erlangga