Wednesday, December 24, 2008

MENARA KUDUS

Menara Kudus merupakan salah satu obyek wisata khususnya wisata ziarah yang ada di kabupaten Kudus. Obyek wisata peninggalan Kanjeng Sunan Kudus ini terletak sekitar 1,5 Km ke arah barat dari pusat kota Kudus (Alun-alun / Simpang Tujuh), tepatnya di Kelurahan Kauman Kecamatan Kota Kudus.
Bagi masyarakat Kudus, Menara merupakan sebuah kebanggaan tersendiri. Karena dikenal hingga luar negeri. Selain itu, seni bangunnya adalah seni arsitektur yang sangat monumental yang bernilai arkeologis dan historis tinggi. Dari aspek arkeologis, Menara Kudus merupakan bangunan kuno hasil akulturasi kebudayaan Hindu-Jawa dan Islam. Menara Kudus ini dibangun Sunan Kudus pada tahun 1685 M. Kepastian tanggal pembuiatan Menara Kudus ini terekam dalam candrasengkala “Gapuro rusak ewahing jagad” yang bermakna tahun Jawa 1609 atau 1685 M.
Bentuk konstruksi dan gaya arsitektur Menara Kudus, mempunyai ketinggian sekitar 17 meter dan mirip dengan candi-candi di Jawa Timur era Majapahit – Singosari (misalnya Candi Jago) dan juga menyerupai menara Kulkul di Bali. Dari segi arsitekturny bisa dilihat bahwa bangunan ini menjadi menjadi simbol “Islam Toleran”, di saat Sunan Kudus menyebarluaskan agama Islam di Kudus dengan tetap menghormati pemeluk agama Hindu-Jawa yang dianut masyarakat setempat. Bentuk fisik Menara Kudus adalah tinggi dan ramping yang dibangun dengan bahan batu-bata merah yang disusun dan dipasang bertumpukan tanpa semen perekat.
Bangunan Menara Kudus tidak dapat dipisahkan dengan Masjid Menara Kudus (Masjid Al-Aqsho) dan Makam Sunan Kudus karena secara geografis-fungsional ketiganya merupakan satu kesatuan yang inherent dengan sejarah berdirinya Kota Kudus.
Obyek Wisata Ziarah ini setiap hari ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah, terutama pada moment Upacara “Buka Luwur” (Penggantian kain kelambu penutup makam Sunan Kudus) yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharrom/Syuro. Peristiwa menarik dalam Upacara Buka Luwur adalah ketika para pengunjung/peziarah berupaya memperoleh nasi bungkus selamatan dan kain luwur bekas penutup makam yang konon dipercaya dapat memberikan keberuntungan bagi yang memperolehnya. Selain “Buka Luwur”, kawasan Menara Kudus juga menjadi pusat keramaian pada saat “Dhandhangan” yaitu tradisi menyambut datangnya bulan Romadlon / bulan Puasa.
Di kawasan Menara Kudus, para pengunjung dapat menikmati makanan khas Kudus, yaitu Soto Kudus dan Jenang Kudus. Sedangkan cinderamata khas Kudus adalah Kain Bordir Kudus (busana muslimah, kerudung, kebaya, dll.).

Kebudayaan dan Proses Pembelajaran kebudayaan

Kebudayaan” atau culture adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa latin colore yang berarti mengolah atau mengerjakan. Definisi kebudayaan telah lama bermunculan mejelang akhir abad kesembilan belas. Namun tokoh pertama yang mencetuskan konsep kebudayaan yang selanjutnya mengisprasi banyak tokoh lainnya untuk mengembangkan konsep kebudayaan adalah Sir Edward Burnett Tylor, seorang ahli antropologi berkebangsaan inggris. Beliau mengungkapkan konsep kebudayaan dengan sangat jelas dan komprehensif. Mendefinisikan kebuayaan sebagai “Kompleks keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moral, kebiasaan dan lain-lain kecakapan dan kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.”
Dari definisi yang dikemukakan oleh Tylor dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kebudayaan terkait dengan sistem pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum dan moral. Hal ini menunjukan bahwa kebudayaan sangat erat kaitannya dengan sebuah sistem abstrak yang bersumber dari pemikiran manusia. Hal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kebudayaan terbentuk dari sistem pemikiran kritis manusia sehingga sangat berbeda dengan insting yang dimiliki oleh hewan.
2. Kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat terbentuk karena adanya sistem nilai yang dimiliki oleh anggotanya. Kebudayaan tersusun oleh kebiasaan manusia sebagai anggota masyarakat.

A. Tiga wujud kebudayaan
J.J. Honingmann memberikan sebuah kerangka konsep wujud kebudayaan. Menurutnya kebudayaan memiliki tiga wujud yang saling terkait erat. Ketiga wujud kebudayaan itu adalah :
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya
2. Wujud kedua kebudayaan menurut Honingmann adalah sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam bermasyarakat
3. Wujud ketiga adalah artefak. Kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Wujud tertinggi dari kebudayaan adalah wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide dan gagasan. Bersifat abstrak, tidak dapat digambarkan namun dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Berkembang dalam setiap kepala manusia sebagai sebuah hasil pemikiran manusia. Ide dan gagasan tersebut hidup dan senantiasa memberikan sprit dan jiwa kepada masyarakat yang bersangkutan. Gagasan tersebut senantiasa berhubungan erat dengan karakteristik masyarakat sebagai sebuah sistem budaya (social cultural)
Wujud kebudayaan yang kedua adalah suatu sistem aktivitas berpola dari manusia yang meliputi interaksi dan hubungan yang terjalin antarmanusia. Sistem aktivitas ini bersifat kongkret karena dapat kita lihat dan terjadi disekeliling kita. Karena aktivitas ini telah dilakukan dalam jangka waktu yang lama, maka menjadi sebuah aktivitas berpola yang kemudian dijadikan patokan dalam berperilaku. Sebagai contoh, aktivitas masyarakat pesisir yang sebagia besar bermata pencaharian sebagai nelayan akan memiliki pola-pola khusus yang berbeda dengan pola aktivitas masyarakat yang hidup di lereng gunung yang umumnya bermata pencaharian sebagai petani.
Wujud ketiga dari kebudayaan adalah keseluruhan benda hasil karya manusia (artefak). Tidak hanya benda peninggalan sejarah peradaban manusia masa lampau saja, namun lebih dari itu makna artefak dalam hal ini bersifat luas. Menyangkut keseluruhan benda yang pernah dibuat dan dikembangkan oleh manusia. Bersifat sangat nyata dan paling kongkret karena dapat dilihat, diraba dan diabadikan.

B. Isi Pokok Kebudayaan Universal
Seperti yang telah penulis bahas dalam subbab sebelumnya, bahwa salah satu wujud kebudayaan adalah sebuah kompleks aktivitas terpola dari manusia. Setiap kelompok masyarakat memiliki pola-pola tersendiri yang berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya. Kelompok masyarakat pesisir memiliki corak aktivitas yang berbeda dengan masyarakat yang bertani. Namun dalam setiap kelompok masyarakat, etnik, maupun bangsa di dunia setidaknya ada persamaan unsur-unsur kebudayaan yang dapat ditemukan. Unsur pokok kebudayaan yang menjadi inti dari setiap kelompok masyarakat, etnik dan bangsa. Unsur-unsur kebudayaan tersebut adalah
1. Sistem bahasa
Sistem bahasa dalam hal ini menyangkut bentuk komunikasi verbal maupun nonverbal. Setiap bangsa di dunia pasti memiliki bahasa tersendiri untuk dapat berkomunikasi antaranggotanya. Sistem bahasa tersebut digunakan untuk menyampaikan pesan, ide serta gagasan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Sistem pegetahuan
Sistem pengetahuan menyangkut pemahaman dan pola pikir dalam mengolah lingkungannya.
3. Sistem Organisasi sosial
Terkait dengan stratifikasi dan peran yang dimainkan oleh setiap anggota suku bangsa yang bersangkutan, sehingga dapat kita temukan adanya pembagian tugas dan peran seseorang sebagai ketua atau pemimpin dalam setiap suku bangsa.
4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
Terkait dengan hasil karya manusia yang digunakan untuk mengolah lingkungannya dan mempertahankan hidupnya
5. Sistem mata pencaharian hidup
Sebuah sistem peenuhan kebutuhan manusia untuk tetap bertahan hidup dan mengembankan kebudayaannya
6. Sistem kepercayaan
Sistem religi atau kepercayaan adalah sebuah sistem dimana setiap suku bangsa memiliki satu pandangan terhadap kekuatan lain selain diri mereka sendiri. Kekuatan yang lebih besar yang memberikan kehidupan di dunia ini
7. Sistem kesenian
Sistem kesenian sangat terkait dengan ekspresi manusia. Dalam kehidupannya manusia senantiasa mengekspresikan diri melalui berbagai kegiatan untuk memenuhi kepuasan batinnya
Ketujuh unsur universal kebudayaan diatas dimiliki oleh seluruh suku bangsa di dunia. Hal inilah yang memberikan sebuah persamaan inti dari kebudayaan yang meliputi bahasa, kesenian, mata pencaharian, pengetahuan, teknologi, kepercayaan dan organisasi sosial. Sebagai contoh yang mengilustrasikan unsur universal kebudayaan adalah unsur kebudayaan mata pencaharian misalnya, dapat diperinci menjadi : perburuan, pertanian, peternakan. Wujud fisik dari sistem mata pencaharian tersebut dapat berupa perkakas maupun peralatan yang merupakan reprsentasi dari sistem teknologi dan pengetahuan. Dalam sistem kepercayaan, kebudayaan cenderung bisa dilihat dari aspek perilaku manusia itu sendiri. Dalm konteks ini masyarakat desa lebih bisa merepresentasikan sistem kepercayaannya, sebagai contoh tradisi lebaran. Dalam masyarakat desa banyak aktivitas-aktivas yang dilakukan selama lebaran berlangsung antara lain, dengan saling berkunjung ke rumah saudara dekat atau ke rumah orang-orang yang serukun tetangga maupun rukun warga. Trasdisi ini dilakukan idak hanya pada hari pertama lebaran saja, melainkan beberapa hari saja. Kebiasaan ini sudah menjadi tradisi yang sifatnya turun-temurun dan membudaya. Apabila ada warga yang tidak melakukannya maka akan mendapat perlakuan sosial yang berbeda dari warga lain karena dianggap tidak menjalankan budayanya.

C. Proses Pembelajaran kebudayaan

1. Proses Internalisasi
Proses internalisasi seperti yang diungkapkan oleh Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Antropologi diartikan sebagai Proses belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala perasaan, hasrat, nafsu serta emosi yang diperlukan sepanjang hidup manusia.
Pada dasarnya segala macam bakat, emosi, perasaan telah tertanam dalam gen manusia. Sebagai makhluk yang memiliki otoritas atas dirinya sendiri, manusia dapat mengembangkan berbagai bakat dan perasaan yang dimilkinya. Namun untuk mengembangkan segenap bakat dan potensi diperlukan berbagai stimuli yang berada di sekitarnya. Ketika seorang manusia terlahir ke dunia, lingkungan awal yang akan ditemuinya adalah lingkungan keluarga, lebih spesifik lagi adalah ayah dan ibu. Pada awalnya, seorang bayi hanya mengerti dua hal dalam hidup ini, kepuasan dan ketidak puasan. Namun seiring dengan bejalannya waktu, bertambah pula pengalaman mengenai bermacam-macam perasaan baru yang menjadi modal dasar dalam pembentukan karakter dan kepribadian manusia. Proses pengenalan berbagai macam perasaan yang diperoleh melalui jalan belajar inilah yang dimaksud dengan proses internalisasi. Maka proses internalisasi yang dimaksud adalah proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia hampir meninggal, dimana ia belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala hasrat, perasaan, nafsu, serta emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.

2. Proses Sosialisasi
Berger seorang ahli sosiologi mendefinisikan sosialisasi sebagai “a process by which a child learns to be a participant member of society” proses melalui mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Dari penjelasan Berger dapat kita analisis bahwa proses sosialisasi lebih menekankan pada bagaimana cara kita untuk menyesuaikan diri dengan nilai-nilai dan norma kebudayaan yang berlaku di suatu lingkungan masyarakat. Proses ini bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam proses itu seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu di sekililingnya yag menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk penyesuaian diri tersebut yang akan menuntun seorang manusia untuk dapat bergabung dalam kelompok masyarakat. Dalam proses sosialisasi ada satu hubungan kuat antara sebuah sistem sosial dengan individu itu sendiri. Untuk memasuki sistem sosial yang rumit sorang individu harus dapat mempelajari esensi dari sistem sosial lingkungannya.
Sosialisasi ini mempunyai arti yang sangat penting untuk pembelajaran kebudayaan. Hanya lewat proses inilah norma-norma sosial yang merupakan wujud kebudayaan idea yang dimiliki oleh suatu masyarakat diwarisakan ke generasi selanjutnya. Selain itu dengan adanya proses sosialisasi ini sangat membantu individu dalam penerapan langsung kebudayaannya sendiri, bukan lagi tahu tetapi menerapkannya dalam perilaku nyata.
Ada beberapa agen sosialisasi yang mendukung antara lain adalah keluarga, kelompok bermain, sekolah, lingkungan kerja, dan media massa. Semua agen sosialisasi ini mempunyai peranan penting dan saling terkait satu sama lain. Namun, yang paling mendasar adalah agen sosialisasi keluarga, karena merupakan agen utama dan pertama yang melaksanakan sosialisasi bagi anak-anaknya, mengenalkan budaya kepada anak-anaknya. Di agen sosialisasi inilah merupakan awal mula sesorang mengenal dan belajar budanyanya.

3. Proses Enkulturasi
Proses enkulturasi atau “pembudayaan” dapat diartikan sebagai suatu proses dimana seorang individu menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-adat, sistem norma dan peraturan-peraturan yang hidup dan berkembang dalam kebudayaannya. Dalam proses ini, seorang individu mulai membiasakan nilai-nilai yang telah dikenalnya sebagai suatu kebiasaan pola aktivitas. Berawal dari proses enkulturasi, kebiasaan-kebiasaan yang acap kali dilakukan oleh anggota masyarakat lama kelamaan akan menjadi sebuah kebudayaan. Proses pembisaan atau pembudayaan ini berawal dari perilaku yang dilakukan secara terus menerus dimana dengan begitu sebuah perilaku tersebut akan membentuk pola dan akhirnya menjadi sebuah kebudayaan bersama. Sebagai contoh adalah pembudayaan cara makan yang telah diterapkan dalam lingkungan pondok pesantren. Pertama kali yang terjadi adalah proses internalisasi, terus sosialisasi tentang bagai mana cara makan yang baik, dan terakhir adalah pembudayaan cara makan tersebut secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, karena dilakukan secara terus menerus, maka akan membentuk sebuah pola perilaku dan menjadi sebuah kebudayaan milik bersama. Sorang individu dalam hidupnya juga sering meniru dan membudayakan berbagai macam tindakan setelah perasaan dan nilai budaya yang memberi motivasi akan tindakan meniru itu telah diinternalisasi dalam kepribadiannya. Hal ini jelas sekali bahwa semua kebudayaan yang sudah ia kenal, dan sudah diinternalisasikan akan dia wujudkan dan wujudkan dalam tindakan nyata.

PEMBELAJARAN DAN KONDISIONING

1. Pengkondisian Klasikal

Classical Conditioning atau pengkondisian klasik disebutkan bahwa pada tingkah laku responden bisa dilihat bahwa stimulus yang sama akan menimbulkan respons yang sama pada semua organisme dan spesies yang sama, serta tingkah laku responden biasanya menyertakan refleks-refleks yang melibatkan sistem saraf otonom. Bagaimanapun, tingkah laku responden yang tarafnya lebih tinggi dimiliki oleh individu melalui belajar dan bisa dikondisikan. Orang pertama yang menemukan bahwa tingkah laku responden itu bisa dikondisikan tidak lain adalah Ivan Pavlov, ahli fisiologi Rusia. Percobaannya menggunakan seekor anjing sebagai subjeknya.

Mula-mula oleh Pavlov anjing percobaan itu diikat dan dioperasi pada bagian rahangnya sedemikian rupa untuk dipasangi alat pengukur, sehingga nantinya air liur yang keluar bisa ditampung dan diukur banyaknya. Selanjutnya anjing percobaan ini ditaruh pada suatu tempat yang nantinya akan mengeluarkan makanan. Makanan ini akan keluar kehadapan anjing percobaan setiap Pavlov menekan tombol. Kemudian, setiap menghadapi makanan, anjing percobaan akan mengeluarkan air liurnya yang bisa diketahui dengan alat pengukur. Keluarnya air liur dari mulut anjing setelah melihat makanan ini disebut respons tak berkondisi (unconditionied response), sedangkan makanan ini sendiri disebut stimulus tak berkondisi (unconditioned stimulus).
Pada tahap percobaan berikutnya Pavlov mengeluarkan makanan dengan terlebih dahulu membunyikan bel. Jadi, setiap bel dibunyikan anjing akan menerima makanan, dan dari mulutnya akan keluar air liur. Setelah pemberian makanan dengan didahului bunyi bel ini akan dilakukan berkali-kali, Pavlov menemukan bahwa anjing percobaannya telah mengeluarkan air liur begitu mendengar bunyi bel. Kemudian pada tahap terakhir, Pavlov menghentikan pemberian makanan, dan anjing percobaannya hanya menerima bunyi bel. Dan ternyata, meski hanya menerima bunyi bel tanpa menerima makanan, anjing percobaan tetap mengeluarkan air liurnya. Oleh Pavlov air liur yang keluar dari mulut anjing percobaan karena menerima bunyi bel ini disebut respons berkondisi (conditioned response), sedangkan bunyi belnya disebut stimulus berkondisi (conditioned stimulus). Bagaimanapun pemberian bunyi bel saja tanpa makanan itu lambat laun menyebabkan anjing percobaan menghentikan responsnya. Keadaan ini disebut penghapusan respons (extinction). Dari percobaan ini Pavlov menyimpulkan bahwa respons atau tingkah laku organisme bisa dikondisikan, dan organisme bisa memiliki respons tertentu (tingkah laku responden) melalui belajar atau latihan.

Percobaan lain yang terkenal mengenai pengkondisian klasik adalah percobaan yang dilakukan oleh Watson dan Rayner pada tahun 1920. ia melukiskan fenomena pengondisian klasik pada manusia. Watson dan koleganya mengondisikan respons ketakutan pada seorang anak berusia 11 bulan yang bernama Albert. Pada awal percobaannya, Watson telah memastikan bahwa Albert tidak menunjukkan rasa takut terhadap sejumlah stimulus tertentu, sperti kapas, topeng, dan monyet. Watson kemudian menghadirkan seekor tikus putih (stimulus berkondisi) bersama-sama dengan suasana mengejutkan (stimulus tak berkondisi) yang dihasilkan melalui pemukulan palu pada sebatang besi tepat dibelakang Albert. Prosedur ini dilakukannya berturut-turut sebanyak tujuh kali, dan Albert akan menangis setiap menghadapinya. Pada tahap berikutnya, tikus putih itu dihadirkan tanpa disertai suara yang mengejutkan. Dan ternyata dengan hanya melihat tikus, Albert menangis ketakutan (respon berkondisi). Pada tahap-tahap selanjutnya Albert menggeneralisasikan respons ketakutan terhadap stimulus-stimulus lain yang tadinya tidak ia takuti meliputi anjing, mantel bulu, topeng, dan bahkan rambut peneliti. Percobaan yang nampaknya kejam ini telah menunjukkan, bagaiman respons-respons ketakutan serupa diperoleh melalui pengkondisian klasik.

2. Pengkondisian Operan

Operant Conditioning merupakan proses mempelajari sesuatu yang menyebabkan tercapainya tujuan tertentu, penelitian operant conditioning dimulai pada abad 19 dengan sejumlah eksperimen oleh E.I. Thorndike. Namun penelitian pengkondisian Skinner lebih sederhana dan lebih diterima secara luas.
Teori Skinner menyatakan bahwa setiap kali memperoleh stimulus maka seseorang akan memberikan respon berdasarkan hubungan Stimulus Respon (S-R). Skinner membedakan adanya dua macam respon, yaitu:
a. Respondent response (reflexive response), ayitu respons yang ditimbulkan oleh perangsang-perangsang tertentu, dan respon-respon tersebut secara relatif tetap. Singkatnya tingkah laku responden adalah suatu respons yang spesifik yang ditimbulkan oleh stimulus yang dikenal, dan stimulus itu selalu mendahului respons. Misalnya, menyempitkan pupil mata untuk mengurangi stimulus cahaya, makanan yang menimbulkan air liur, dan menggigil karena kedinginan. Kesemuanya itu terjadi dengan sendirinya atau spontan. Dan perangsang-perangsang tersebut mendahului respon yang ditimbulkan.
b. Operan response (Instrumental response), yaitu respon yang timbul dan cerkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Dan perangsang-perangsang tersebut memperkuat respon yang telah dilakukan organisme. Perangsang tersebut mengikuti sesuatu tingkah laku tertentu yang telah dilakukan. Respon yang diberikan dapat sesuai (benar) atau tidak sesuai (salah) dengan apa yang diharapkan. Respon yang benar perlu diberi penguatan (reinforcement) agar orang terdorong untuk ingin melakukannya kembali.

Perbedaan antara Classical Conditioning dengan Operant Conditioning terletak pada hal-hal berikut:
1. Dalam Classical Conditioning respon dikontrol oleh pihak luar, pihak inilah yang menentukan kapan dan apa yang akan diberikan sebagai stimulus. Sebaliknya operant conditioning mengatakan bahwa pihak luar yang harus menanti adanya respon yang diharapkan benar. Jika respon semacam ini terlihat maka dapat diberikan penguatan. Disini dibicarakan tentang tingkah laku operan atau operan behavior.
2. Classical Conditioning pada umumnya memusatkan tingkah laku terjadi apabila ada stimuli khusus dan tidak peduli apakah perilaku manusia atau hewan memilki konsekuensi tertentu atau tidak. Sedangkan dalam Operant Conditioning tingkah laku hanya menerangkan untuk sebagian kecil dari semua kegiatan. Operant Conditioning memusatkan tingkah laku dengan konsekuen, yaitu konsekuen yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam mengubah tingkah laku. Jadi konsekuen yang menyenangkan akan mengubah tingkah laku. Sedangkan konsekuen yang tidak menyenangkan akan memperlemah tingkah laku.

3. Classical Conditioning mengatakan bahwa stimulus yang tidak terkontrol mempunyai hubungan dengan penguatan. Stimulus itu sendirilah yang menyebabkan adanya pengulangan tingkah laku dan berfungsi sebagai reinforcement. Di dalam Operant Conditioning responlah yang merupakan sumber reinforcement. Adanya respon menyebabkan seseorang memperoleh penguatan. Dan hal ini menyebabkan respon tersebut cenderung untuk diulang-ulang. Perilaku akan semakin sering atau semakin jarang muncul tergantung pada konsekuensi yang mengikutinya.

Operant merupakan tingkah laku yang ditimbulkan oleh organisme itu sendiri. Operant belum tentu didahului oleh stimulus dari luar. Operan conditioning dikatakan telah terbentuk bila dalam frekuensi terjadi tingkah laku operan yang bertambah atau bila timbul tingkah laku operan yang tidak tampak sebelumnya.

Percobaan Skinner berikut dengan menggunakan tikus akan lebih menjelaskan. Dalam eksperimen Skinner, seekor tikus lapar ditempatkan dalam kotak disebut "kotak Skinner". Di dalam kotak tidak terdapat apa-apa kecuali sebuah tuas yang menonjol dengan piring makanan di bawahnya. Tikus yang berada sendirian di dalam kotak bergerak kesana kemari sambil mengeksplorasi. Kadang-kadang ia mengamati tuas dan menekannya. Peneliti memasang wadah di luar kotak. Tiap kali tikus menekan tuas, pelet makanan kecil masuk kepiring. Tikus memakan pelet makanan itu dan segera menekan tuas lagi. Makanan memperkuat (reinforcer) penekan tuas, dan kecepatan penekanan tuas meningkat secara drastis. Jika wadah makanan dilepas sehingga tindakan menekan tuas tidak lagi menghasilkan pelet makanan, kecepatan menekan tuas akan menurun. Dengan demikian respon operant conditioning mengalami pemadaman jika tidak terdapat penguatan.

Jadi, operant conditioning meningkatkan kemungkinan respon dengan mengikuti perilaku dengan reinforcer. Tingkat respon organisme sangat berguna untuk mengukur kekuatan operan, semakin sering respon terjadi selama interval waktu tertentu, semakin besar kekuatannya. Operan conditioning banyak menjelaskan kepada kita terkait cara membesarkan anak. Penerapan pengkondisian operan dalam membesarkan anak berfokus pada hubungan antara suatu respon
dengan penguatnya.

Saturday, December 6, 2008

Kekuatan ESQ

Kecerdasan Spiritual Emosional dianggap oleh banyak orang sebagai suatu yang paling penting dari sekian banyak kecerdasan, memiliki kekuatan mentransformasikan kehidupan, mempengaruhi peradaban dunia dan sejarahnya. Mengembangkan kecerdasan spiritual akan membuat manusia melihat sesuatu lebih tenang, meraih kembali antusiasme, menambah energi, menciptakan kegembiraan dan kegigihan yang merupakan ciri khas anak-anak.
Ada "sepuluh kebaikan" yang digabungkan untuk membentuk suatu kecerdasan emosional spiritual, yaitu:
1. Membuat "Gambar Besar"
Kejadian anda adalah suatu keajaiban dan anda akan belajar beberapa faktor yang luar biasa tentang diri anda dan hubungannya dengan alam. Setiap kita punya pengaruh terhadap sejarah.
2. Mengungkap Nilai Anda
Perilaku anda ditentukan oleh nilai-nilai dan prinsip-prinsip, yang memiliki pengaruh besar terhadap kemungkinan sukses anda dalam hidup. Mengungkapkan pembentukan dan pengembangan prinsip-prinsip dan akan mengenalkan pada pemikiran Nabi Muhammad SAW, Budha, dan lain sebagainya.
3. Visi dan Tujuan Hidup Anda
Mengungkapkan kekuatan visi dan kemampuan anda untuk merencanakan, yang dapat mentransfer hidup anda menjadi sukses. Dengan tujuan yang jelas, hidup anda akan mencapai arti dan arah, sehingga membuat anda menjadi lebih sehat, kuat dan percaya diri.
4. Kasih Sayang: Memahami Diri Anda dan Orang Lain
Sesungguhnya diri anda mengagumkan. Dengan latihan dan permainan khusus yang berinteraksi dengan orang lain akan mendemonstrasikan pada anda betapa kreatif dan uniknya anda, sehingga memunculkan kualitas spiritual untuk mengembangkan kasih sayang dan pengertian.
5. Memberi dan Menerima! Amal dan Syukur
Kebaikan kembar, yaitu Amal dan Syukur akan memperbesar kecerdasan spiritual anda beberapa kali lipat. Jiwa anda belajar bernafas kedalam (syukur) dan menghembuskan nafas keluar (amal).
6. Kekuatan dari Tertawa
Tertawa adalah kualitas vital dari kecerdasan spiritual dan memberi banyak manfaat termasuk mengurangi level stress, kehidupan yang ceria dan bahagia, sehingga hidup lebih lama dan sehat.
7. Menuju Taman Bermain Anak
Semakin cerdas spiritual anda, akan menunjukkan kepolosan diri anda seperti anak-anak. Seperti layaknya karakter khas anak-anak, yaitu keceriaan, kegembiraan, spontanitas, antusias dan semangat berpetualang akan meningkat.
8. Kekuatan ritual
Kekuatan ritual yang dipelajari dan dilaksanakan serta menciptakan ritual sendiri, akan menimbulkan efek besar terhadap setiap yang ada pada otak, tubuh dan jiwa anda.
9. Damai
Mempelajari teknik mengurangi dan menghilangkan stress dan mengolah lingkungan internal yang tenang dan tenteram, sehingga akan terbebas dari gangguan mental, kecemasan dan stress.
10. Yang Anda Butuhkan adalah Cinta
Memperkenalkan kekuatan cinta. Dengan membaca kisah petualangan, godaan dan kesengsaraan, kematian dan harapan, memberikan teknik dan pendekatan untuk meringankan penderitaan, rasa sakit dan putus asa.

Sifat-sifat Pemimpin Luar Biasa

Karakter anda atau kemampuan anda. Mereka ingin memastikan apakah anda adalah seseorang yang pantas mereka ikuti, atau apakah anda memiliki kemampuan untuk membawa mereka pada keberhasilan. Tentu ada banyak pertimbangan, namun kali ini kita akan memusatkan perhatian pada diskusi untuk mengetahui macam-macam karakter yang membuat orang lain mengikuti kepemimpinan anda.
1. Integritas.
Integritas adalah melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang anda katakan akan anda lakukan. Integritas membuat anda dapat dipercaya. Integritas membuat orang lain mengandalkan anda. Integritas adalah penepatan janji-janji anda.Satu hal yang membuat sebagian besar orang enggan mengikuti anda adalah bila mereka tak sepenuhnya merasa yakin bahwa anda akan membawa mereka menuju ke tujuan yang anda janjikan. Apakah anda dikenal sebagai seseorang yang mempunyai integritas? Bila ya, maka anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.
2 Optimisme.
Takkan ada orang yang mau mengikuti anda bila anda memandang suram masa depan. Mereka hanya mau mengikuti seseorang yang bisa melihat masa depan dan memberitahukan pada mereka bahwa di depan sana terbentang tempat yang lebih baik, dan mereka dapat mencapai tempat itu. Apakah anda melihat gelas itu separuh kosong? Bila ya, anda adalah seorang pesimis. Apakah anda melihat gelas itu separuh berisi? Bila ya, anda adalah seorang optimis.
Apakah anda melihatnya sebagai segelas penuh; yaitu separuh berisi air dan separuh lagi berisi udara? Maka anda adalah seorang yang super optimis. Apakah anda dikenal sebagai seorang yang optimis? Bila ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.
3. Menyukai perubahan.
Pemimpin adalah mereka yang melihat adanya kebutuhan akan perubahan, bahkan mereka bersedia untuk memicu perubahan itu. Sedangkan pengikut lebih suka untuk tinggal di tempat mereka sendiri. Pemimpin melihat adanya kebaikan di balik perubahan dan mengkomunikasikanny a dengan para pengikut mereka. Jika anda tidak berubah, anda takkan tumbuh. Apakah anda anda dikenal sebagai seseorang yang memicu perubahan? Jika ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.
4. Berani menghadapi resiko.
Kapan pun kita mencoba sesuatu yang baru, kita mengambil resiko. Keberanian untuk mengambil resiko adalah bagian dari pertumbuhan yang teramat penting.Kebanyak orang menghindari resiko. Karena itu, mereka bukan pemimpin. Para pemimpin menghitung resiko dan keuntungan yang ada di balik resiko. Mereka mengkomunikasikanny a pada pengikut mereka dan melangkah pada hari esok yang lebih baik. Apakah anda dikenal sebagai seorang yang berani mengambil resiko? Jika ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.
5. Ulet.
Kecenderungan dari pengikut adalah mereka menyerah saat sesuatunya menjadi sulit. Ketika mereka mencoba untuk yang ke dua atau ke tiga kalinya dan gagal, mereka lalu mencanangkan motto, "Jika anda gagal di langkah pertama, sudahlah menyerahlah dan lakukan sesuatu yang lain." Jelas saja mereka melakukan itu, karena mereka bukan pemimpin. Para pemimpin itu tahu apa yang ada di balik tembok batu, dan mereka akan selalu berusaha menggapainya. Lalu mereka mengajak orang lain untuk terus berusaha. Apakah anda dikenal sebagai seseorang yang ulet, tangguh, dan berdaya tahan tinggi? Jika ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.
6. Katalistis.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang secara luar biasa mampu menggerakkan orang lain untuk melangkah. Mereka bisa mengajak orang lain keluar dari zone kenyamanan dan bergerak menuju tujuan mereka. Mereka mampu membangkitkan gairah, antusiasme, dan tindakan dari para pengikut. Apakah anda dikenal sebagai seseorang yang mampu menggerakkan orang lain? Jika ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.
7. Berdedikasi/ komit.
Para pengikut menginginkan seseorang yang lebih mencurahkan perhatian dan komit ketimbang diri mereka sendiri. Pengikut akan mengikuti pemimpin yang senantiasa bekerja dan berdedikasi karena mereka melihat betapa pentingnya pencapaian tugas-tugas dan tujuan. Apakah anda dikenal sebagai seseorang yang komit dan senantiasa mencurahkan perhatian anda pada tujuan? Jika ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.
Sumber : Character Traits of Extraordinary Leaders

LAGI STRESS ?? MENULIS AJA !!!

Yang namanya stres sudah pasti menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari mahasiswa. Berbagai macam kegiatan, seperti mengerjakan tugas, menghadiri kuliah atau rapat organisasi, bahkan yang sangat sederhana seperti berangkat dari rumah atau kos ke tempat kuliah, menuntut fisik dan psyche kita untuk selalu menyesuaikan diri. Respon fisik dan psyche kita terhadap tuntutan lingkungan itulah yang oleh Hans Seyle (dalam Munandar, 2001) dinamakan stres, atau bahasa ilmiahnya, General Adaptation Syndrome (GAS). Stres bisa berdampak positif bagi seseorang (disebut sebagai eustress); yang patut diwaspadai di sini adalah stres yang berdampak negatif, atau disebut juga sebagai distress. Menurut Seyle, distress disebabkan oleh respon terhadap tuntutan lingkungan yang kurang, berlebih, atau salah, sehingga menimbulkan penyakit, baik fisik (radang lambung, tekanan darah tinggi, penyakit jantung) maupun psikologis. Tentu tidak ada mahasiswa yang ingin aktivitasnya terhambat oleh penyakit, sehingga berbagai macam cara pun dilakukan untuk menanggulangi stres yang timbul, salah satunya adalah dengan menulis.

Mengapa Menulis?

Mungkin ada yang ragu dan bertanya: mengapa menulis? Bukankah menulis justru membuat kita makin banyak menguras pikiran? Tentu bukan sembarang aktivitas menulis yang dapat mengatasi stres. Melalui penelitiannya, psikolog James W. Pennebaker (dalam Hernowo, 2005) memberikan insight mengenai aktivitas menulis yang seperti apa yang bermanfaat bagi kesehatan fisik dan psikologis. Selama 15 menit setiap harinya selama 4 hari berturut-turut, Ia meminta tiga kelompok mahasiswa untuk menulis mengenai trauma yang pernah mereka alami dengan 3 derajat intensitas yang berbeda: hanya menuliskan fakta yang terkait dengan trauma, hanya melepaskan emosi yang terkait dengan trauma, dan menuliskan fakta serta emosi yang terkait dengan trauma tersebut. Sebagai kelompok pembanding, dengan durasi yang sama ia juga meminta sekelompok mahasiswa untuk menulis mengenai topik netral yang tidak relevan. Hasilnya? Dari kuesioner yang dibagikan setelah eksperimen berakhir, terungkap bahwa mahasiswa yang menuliskan fakta serta emosi yang terkait dengan peristiwa traumatis yang pernah mereka alami memiliki suasana hati yang lebih baik, pandangan yang lebih positif, dan kesehatan fisik yang lebih baik. Temuan ini dikonfirmasi dengan pengecekan silang ke unit kesehatan mahasiswa setempat yang melaporkan bahwa rata-rata kunjungan mahasiswa yang termasuk dalam kategori ini turun 50% dibandingkan dengan bulan-bulan sebelum mereka mengikuti eksperimen. Ketika Pennebaker melakukan penelitian yang serupa beberapa bulan kemudian, ia juga menemukan bahwa mahasiswa yang menulis peristiwa traumatis mereka serta emosi yang terlibat di dalamnya meningkat fungsi kekebalan tubuhnya dibandingkan dengan mahasiswa yang menulis topik yang netral.

Efek yang sangat positif dari aktivitas menulis ini kemudian dijelaskan oleh psikolog Louise Sundararajan dari Pusat Psikiatri Rochester, New York (ABCNews, 28 September 2005). Berdasarkan analisis hasil tulisan pada penelitian lainnya terhadap mahasiswa yang orangtuanya sedang menjalani proses perceraian, Sundararajan menemukan bahwa aktivitas menulis ekspresif –menulis dengan menuangkan segala pikiran dan perasaan tanpa terpaku pada tata bahasa atau ejaan, ‘memaksa’ otak untuk memproses kembali kekuatiran dan ketakutan yang sebelumnya terendap begitu saja di alam bawah sadar dan berpotensi menimbulkan stres. “Menulis adalah sebuah proses,” ujarnya, “Salah satu prosesnya adalah ketika anda menulis, anda mengeluarkan semuanya. Anda mengatakan seberapa anda membencinya atau menyukainya, dan anda menggunakan semua kata yang dapat menggambarkan perasaan anda. Namun ada proses lain. Anda juga menyusun ulang semua masalah-masalah anda. Anda mundur selangkah, melihat, dan merefleksikan semua itu. Itu penting, dan anda harus melakukan keduanya.” Dari analisis yang dilakukan, ia melihat bahwa mahasiswa yang menulis dengan ekspresif lebih mampu menghadapi proses perceraian orangtuanya, dan mampu melihat masalah dalam perspektif yang sesuai serta menghadapinya dengan terbuka. Dengan begitu, Sundararajan menyimpulkan, mereka akan lebih cepat pulih secara psikologis.

Nah, setelah mengetahui manfaat menulis yang begitu besar dalam mengatasi stres, tidak ada salahnya bukan jika kita juga mencoba menulis ekspresif mulai sekarang?

ADAKALANYA KITA MEMBUTUHKAN DIAM*

Di kala anda tak mempunyai kata² untuk diucapkan, diamlah.
Lebih mudah mengetahui kapan anda harus berbicara dan mengumbar perkataan.
Namun, teramat sulit menjaga kapan sebuah jeda harus didiamkan.
Ingatlah, bibir bukan hanya untuk dibuka lebar².
Lebih sering kita perlu untuk mengatupkannya rapat².
Berbicara seringkali bagaikan menghamburkan paku pada jalan yang akan dilalui. Kita tak tahu pada paku yang manakah kita akan jatuh tersungkur.

Berbicara memerlukan sebuah pengendalian diri agar kata² berbicara sebagaimana mestinya.
Sedangkan diam adalah pengendalian itu sendiri yang harus diketukkan untuk menjaga sebuah harmoni.
Itulah mengapa orang bijak menyimpan butir² emas kebajikan mereka dalam diam.

Monday, November 24, 2008

KOMUNIKASI DAN JARINGAN

Komunikasi komputer adalah sebuah proses dimana dua atau beberapa komputer atau perangkat memindahkan data, perintah dan informasi.Demi suksesnya proses komunikasi dibutuhkan: sending devices, perangkat yang menghubungkan sending devices ke communication channel, communication channel, perangkat yang menghubungkan communication channel ke receiving devices, dan receiving devices.
Kegunaan dari komunikasi komputer antara lain layanan pesan nirkabel, titik akses internet nirkabel, cybercafe, Global Positioning System (GPS), kolaborasi, groupware, voice mail, layanan web (web service).
Jaringan adalah sekumpulan komputer dan perangkat yang terhubung bersamaan melalui perangkat dan media komunikasi. Ada tiga macam jaringan yaitu LAN, MAN, dan WAN. Adapun arsitektur jaringan, ada dua yaitu jaringan klien/server dan jaringan peer-to-peer. Intranet adalah jaringan internal yang menggunkan teknologi internet. Intranet pada dasarnya adalah versi kecil dari internet yang terdapat dalam perusahaan. Standar jaringan (network standard) adalah panduan yang menjabarkan secara rinci cara komputer mengakses media yang menempel kepadanya. Standar yang menyebutkan karakteristik tentang cara dua perangkat jaringana berkomunikasi disebut sebagai protokol. Beberapa jaringan komunikasi standar yang digunakan secara luas untuk jaringan kabel dan nirkabel antara lain: ethernet, token ring, TCP/IP, 802.11 (Wi-Fi), bluetooth, IrDa, RFID, WiMax, dan WAP.
Peranti lunak komunikasi (communication software) terdiri atas program yang membantu menyambungkan pengguna dengan komputer atau jaringan lain, mengatur transmisi data, menyediakan antar muka bagi pengguna untuk berkomunikasi dengan pengguna lainnya. Ada dua saluran untuk berkomunikasi melalui jaringan telepon, yaitu saluran dial-up dan saluran khusus (dedicated line). Ada empat jenis saluran digital khusus yaitu ISDN, DSL, T-carrier, dan ATM.
Ada tujuh perangkat komunikasi, yaitu modem dial-up, modem ISDN dan DSL, modem kabel, modem nirkabel, network card, Wireless Access Point (WAP), dan router.
Pengguna rumahan dapat menggunakan jaringan rumahan dengan kabel maupun jaringan rumahan nirkabel. Jaringan rumahan dengan kabel dapat menggunakan ethernet, kabel listrik atau saluran telepon.
Media transmisi fisik yang digunakan untuk komunikasi adalah kabel twisted pair, kabel koaksial, dan kabel serat optik. Adapun media transmisi nirkabel antara lain inframerah, radio pemancar (broadcast radio), radio seluler (cellular radio), gelombang mikro (micromaves), dan satelit komunikasi (communication satellite).

Friday, November 21, 2008

Kemajuan Peradaban

Umat Islam di Spanyol telah mencapai kejayaan yang gemilang, banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan juga dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks, terutama dalam hal kemajuan intelektual.

Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa, dan kemudian dunia, kepada kemajuan yang lebih kompleks.

1. Kemajuan Intelektual

Spanyol adalah negeri yang subur. Kesuburan itu mendatangkan penghasilan ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya banyak menghasilkan pemikir. Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan), al-Muwalladun (orang-orang Spanyol yang masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara), al-Shaqalibah (penduduk daerah antara Konstantinopel dan Bulgaria yang menjadi tawanan Jerman dan dijual kepada penguasa Islam untuk dijadikan tentara bayaran), Yahudi, Kristen Muzareb yang berbudaya Arab, dan Kristen yang masih menentang kehadiran Islam. Semua komunitas itu, kecuali yang terakhir, memberikan saham intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya Andalus yang melahirkan Kebangkitan Ilmiah, sastra, dan pembangunan fisik di Spanyol.

a. Filsafat

Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman (832-886 M).

Atas inisiatif al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya.

Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Dilahirkan di Saragosa, ia pindah ke Sevilla dan Granada. Meninggal karena keracunan di Fez tahun 1138 M dalam usia yang masih muda. Seperti al-Farabi dan Ibn Sina di Timur, masalah yang dikemukakannya bersifat etis dan eskatologis. Magnum opusnya adalah Tadbir al-Mutawahhid.

Tokoh utama kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asy, sebuah dusun kecil di sebelah timur Granada dan wafat pada usia lanjut tahun 1185 M. Ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.

Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibn Rusyd dari Cordova. Ia lahir tahun 1126 M dan meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli fiqh dengan karyanya Bidayah al- Mujtahid.

b. Sains

IImu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas ibn Famas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umm al-Hasan bint Abi Ja'far dan saudara perempuan al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.

Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir terkenal, Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri muslim Mediterania dan Sicilia dan Ibn Batuthah dari Tangier (1304-1377 M) mencapai Samudera Pasai dan Cina. Ibn al-Khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat Granada, sedangkan Ibn Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol, yang kemudian pindah ke Afrika. Itulah sebagian nama-nama besar dalam bidang sains.

c. Fiqh

Dalam bidang fiqh, Spanyol Islam dikenal sebagai penganut mazhab Maliki. Yang memperkenalkan mazhab ini di sana adalah Ziad ibn Abdurrahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi Qadhi pada masa Hisyam Ibn Abdurrahman. Ahli-ahli Fiqh lainnya diantaranya adalah Abu Bakr ibn al-Quthiyah, Munzir Ibn Sa'id al-Baluthi dan Ibn Hazm yang terkenal.

d. Musik dan Kesenian

Dalam bidang musik dan suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan tokohnya al-Hasan Ibn Nafi yang dijiluki Zaryab. Setiap kali diselenggarkan pertemuan dan jamuan, Zaryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia juga terkenal sebagai penggubah lagu. Ilmu yang dimiliknya itu diturunkan kepada anak-anaknya baik pria maupun wanita, dan juga kepada budak-budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas.

e. Bahasa dan Sastra

Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol menomorduakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Mereka itu antara lain: Ibn Sayyidih, Ibn Malik pengarang Aljiyah, Ibn Khuruf, Ibn al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan al-Ghamathi. Seiring dengan kemajuan bahasa itu, karya-karya sastra bermunculan, seperti Al-'Iqd al-Farid karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirahji Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn Bassam, Kitab al-Qalaid buah karya al-Fath ibn Khaqan, dan banyak lagi yang lain.

2. Kemegahan Pembangunan Fisik

Aspek-aspek pembangunan fisik yang mendapat perhatian ummat Islam sangat banyak. Dalam perdagangan, jalan-jalan dan pasar-pasar dibangun. Bidang pertanian demikian juga. Sistem irigasi baru diperkenalkan kepada masyarakat Spanyol yang tidak mengenal sebelumnya. Dam-dam, kanal-kanal, saluran sekunder, tersier, dan jembatan-jembatan air didirikan. Tempat-tempat yang tinggi, dengan begitu, juga mendapat jatah air.

Orang-orang Arab memperkenalkan pengaturan hidrolik untuk tujuan irigasi. Kalau dam digunakan untuk mengecek curah air, waduk (kolam) dibuat untuk konservasi (penyimpanan air). Pengaturan hydrolik itu dibangun dengan memperkenalkan roda air (water wheel) asal Persia yang dinamakan naurah (Spanyol: Noria). Disamping itu, orang-orang Islam juga memperkenalkan pertanian padi, perkebunan jeruk, kebun-kebun dan taman-taman.

Industri, disamping pertanian dan perdagangan, juga merupakan tulang punggung ekonomi Spanyol Islam. Diantaranya adalah tekstil, kayu, kulit, logam, dan industri barang-barang tembikar.

Namun demikian, pembangunan-pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, masjid, pemukiman, dan taman-taman. Diantara pembangunan yang megah adalah masjid Cordova, kota al-Zahra, Istana Ja'fariyah di Saragosa, tembok Toledo, istana al-Makmun, masjid Seville, dan istana al-Hamra di Granada.

a. Cordova

a. Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam, yang kemudian diambil alih oleh Bani Umayyah. Oleh penguasa muslim, kota ini dibangun dan diperindah. Jembatan besar dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-taman dibangun untuk menghiasi ibu kota Spanyol Islam itu. Pohon-pohon dan bunga-bunga diimpor dari Timur. Di seputar ibu kota berdiri istana-istana yang megah yang semakin mempercantik pemandangan, setiap istana dan taman diberi nama tersendiri dan di puncaknya terpancang istana Damsik. Diantara kebanggaan kota Cordova lainnya adalah masjid Cordova. Menurut ibn al-Dala'i, terdapat 491 masjid di sana. Disamping itu, ciri khusus kota-kota Islam adalah adanya tempat-tempat pemandian. Di Cordova saja terdapat sekitar 900 pemandian. Di sekitarnya berdiri perkampungan-perkampungan yang indah. Karena air sungai tak dapat diminum, penguasa muslim mendirikan saluran air dari pegunungan yang panjangnya 80 Km.

b. Granada

Granada adalah tempat pertahanan terakhir ummat Islam di Spanyol. Di sana berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi Cordova diambil alih oleh Granada di masa-masa akhir kekuasaan Islam di Spanyol. Arsitektur-arsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa. Istana al-Hamra yang indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol Islam. Istana itu dikelilingi taman-taman yang tidak kalah indahnya. Kisah tentang kemajuan pembangunan fisik ini masih bisa diperpanjang dengan kota dan istana al-Zahra, istana al-Gazar, menara Girilda dan lain-lain.

3. Faktor-faktor Pendukung Kemajuan

Spanyol Islam, kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam, seperti Abdurrahman al-Dakhil, Abdurrahman al-Wasith dan Abdurrahman al-Nashir.

Keberhasilan politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan penguasa-penguasa lainnya yang memelopori kegiatan-kegiatan ilmiah yang terpenting diantara penguasa dinasti Umayyah di Spanyol dalam hal ini adalah Muhammad ibn Abdurrahman (852-886) dan al-Hakam II al-Muntashir (961-976).

Toleransi beragama ditegakkan oleh para penguasa terhadap penganut agama Kristen dan Yahudi, sehingga mereka ikut berpartisipasi mewujudkan peradaban Arab Islam di Spanyol. Untuk orang-orang Kristen, sebagaimana juga orang-orang Yahudi, disediakan hakim khusus yang menangani masalah sesuai dengan ajaran agama mereka masing-masing.

Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk, terdiri dari berbagai komunitas, baik agama maupun bangsa. Dengan ditegakkannya toleransi beragama, komunitas-komunitas itu dapat bekerja sama dan menyumbangkan kelebihannya masing masing.

Meskipun ada persaingan yang sengit antara Abbasiyah di Baghdad dan Umayyah di Spanyol, hubungan budaya dari Timur dan Barat tidak selalu berupa peperangan. Sejak abad ke-11 M dan seterusnya, banyak sarjana mengadakan perjalanan dari ujung barat wilayah Islam ke ujung timur, sambil membawa buku-buku dan gagasan-gagasan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun umat Islam terpecah dalam beberapa kesatuan politik, terdapat apa yang disebut kesatuan budaya dunia Islam.

Perpecahan politik pada masa Muluk al- Thawa'if dan sesudahnya tidak menyebabkan mundurnya peradaban. Masa itu, bahkan merupakan puncak kemajuan ilmu pengetahuan, kesenian, dan kebudayaan Spanyol Islam. Setiap dinasti (raja) di Malaga, Toledo, Sevilla, Granada, dan lain-lain berusaha menyaingi Cordova. Kalau sebelumnya Cordova merupakan satu-satunya pusat ilmu dan peradaban Islam di Spanyol, Muluk al Thawa'if berhasil mendirikan pusat-pusat peradaban baru yang diantaranya justru lebih maju.

Tuesday, November 18, 2008

Peranti lunak aplikasi

Peranti lunak aplikasi terdiri atas program-program yang dirancang untuk menjadikan para pengguna lebih produktif membantu mereka mengerjakan tugas proyek-proyek grafis dan multimedia,mendukung tugas-tugas,memfasilitasi komunikasi.Untuk menggunakan peranti lunak aplikasi,kita harus memerintahkan sistem operasi untuk memulai program tersebut.Untuk memulai aplikasi dalam Windows XP:klik start,klik nama program pada menu start,begitu dimuat dalam memori program tersebut ditampilkan dalam sebuah jendela(Windows)pada desktop.
Piranti lunak bisnis adalah piranti lunak aplikasi yang membuat kita lebih efektif dan efisien selama melakukan aktivitas bisnis sehari-hari.Piranti ini memuat program-program berikut:Piranti lunak pengolah kata,spreadsheet,basis data,presentasi grafis,pencatatan,personal information manager,piranti lunak management proyek,dan piranti lunak akuntansi.
Piranti lunak grafis dan multimedia: Piranti lunak ini meliputi disain berbantuan komputer,tata letak penerbitan,penyuntingan gambar,foto,video,dan audio serta pembuatan multimedia.
Piranti lunak untuk pengguna rumahan,perorangan,dan pendidikan termasuk piranti lunak aplikasi seperti pengolah kata,spreadsheet,dan basis data kedalam satu paket tunggal yang mudah digunakan.Fitur utama program ini adalah:
1. Piranti lunak keuangan pribadi:Merupakan program akuntansi yang disederhanakan yang membantu kita dalam mengelola cek,membayar tagihan,melacak pendapatan dan pengeluaran,dan lain-lain.
2. Piranti lunak tata letak dan penerbitan perorangan:membantu dalam pembuatn laporan,brosur,iklan,kartu pos,kepala surat,dan lain-lain.
3. Piranti lunak penyuntingan gambar:membuat gambar bentuk serta memodifikasi foto dan gambar.Piranti lunak perancangan rumah atau lanskap, dan Piranti lunak pendidikan
Piranti lunak aplikasi untuk komunikasi: Piranti lunak aplikasi untuk komunikasi antara lain: email untuk mengirim pesan, FTP untuk download dan upload file, penjelajah untuk Web mengakses dan melihat halaman web, konferensi video atau panggilan telepon untuk percakapan, kelompok warta/papan pesan untuk diskusi tertulis secara online, ruang mengobrol untuk percakapan online, pesan instant untuk pertukaran pesan-pesan, dan blog untuk membuat dan mengelola blog.
Fungsi dari program-program utilitasProgram-program utilitas mendukung keberhasilan penggunaan piranti lunak aplikasi. Program utilitas yang banyak digunakan antara lain program antivirus untuk melindungi komputer dari virus dan menghilankannya, personal firewall mendeteksi dan melindungi PC dari gangguan yang tidak diinginkan. Program lainnya adalah spyware remover, program anti spam, pop-up blocker. Bantuan online adalah padanan elektronik dari sebuah manual untuk pengguna.

BERBAGAI KOMPONEN KOMPUTER

Unit komputer adalah suatu rangka yang didalamnya terhadap komponen-komponen elektronik komputer yang digunakan untuk memproses data. Komponen-komponen elektronik tersebut antara lain mothe board, prosesor, memori, adapter card, port, drive bay dan power supply.
Motherboard adalah papan sirkuit utama dari suatu komputer. Komponen yang terhubung padanya antara lain adapter card, cip prosesor dan modul memori. Prosesor atau CPU melaksanakan perintah-perintah dasar untuk mengoperasikan komputer. Prosesor memiliki sebuah unit kontrol dan ALU. Unit kontrol mengarahkan dan mengoordinasikan hampir seluruh operasi komputer. ALU melakukan operasi aritmatika, perbandingan, dan lainnya. Prosesor mengulangi suatu rangkaian yang terdiri atas 4 operasi dasar, yaitu pengambilan, penerjemahan, eksekusi, dan penyimpanan. Prosesor bergantung pada system clock, system clock menghasilkan detak-detak elektronik secara teratur, yang mengatur kecepatan operasi dan komponen-komponen komputer. Kinerja komputer dipengaruhi oleh clock speed yaitu kecepatan system clock yang diukur melalui jumlah detik per detik. Faktor lainnya adalah jenis cip komputer, jumlah, cache, waktu akses memori, lebar bus dan bus clock speed. Kita pernah mendengar prosesor multicore termasuk didalamnya dual-core yaitu cip yang memiliki lebih dari satu prosesor yang terpisah.
Komputer bersifat digital, yaitu hanya mengenal angka 0 dan 1. Oleh karena itu komputer dikenal dengan sistem biner. Angka 0 dan 1 dikenal sebagai bit, apabila 8 bit berkumpul menjadi satu maka terbentuklah byte. Kombinasi 0 dan 1 yang mewakili karakter-karakter difinisikan oleh pola-pola disebut sistem pengodean. Dua skema pengodean yang populer adalah ASCII dan EBCDIC.
Memori menyimpan tiga katagori dasar yaitu sistem operasi dan peranti lunak sistem lainnya, program-program aplikasi, dan data yang sedang diproses. Peran memori tersebut dikenal sebagai stored program concept. Ada dua jenis memori, yaitu volatile dan nonvolatile. RAM termasuk ke dalam memori volatile, ada 3 jenis RAM, yaitu RAM dinamis (DRAM), RAM statis (SRAM), dan RAM magnetoresistif (MRAM). Cache memori mempercepat proses komputer karena menyimpan data yang sering digunakan. Ada 2 jenis cache, yaitu cache L1 dan cache L2. Prosesor sekarang menggunakan advanced transfer cache, sebuah cache L2 yang dipasang langsung pada prosesor. Jika prosesor memerlukan perintah/data, prosesor mencari dengan urutan : cache L1  cache L2  RAM  media penyimpanan. Produsen cip-cip ROM sering menyimpan data dalam cip-cip yang disebut firmware.
Memori non volatile lain adalah memori flash, kebanyakan komputer menggunakan memori flash untuk menyimpan perintah untuk memulai. RAM dan cip memori flash menggunakan teknologi CMOS, teknologi ini menggunakan daya baterai untuk mempertahankan informasi. Diperlukan 1/10 detik untuk mengedipkan mata dalam waktu ini komputer melakukan operasi 10 juta kali.
Notebook dan komputer mobile memiliki sebuah slot PC card. Banyak PC card merupakan jenis dari flash memory card. Jenis memori flash remorable lain yang sering digunakan adalah USB flash drive. Setiap PC mempunyai port-port, ptot-port memiliki jenis konektor yang berbeda. Konektor menghubungkan kabel ke periferal. Komputer PC mungkin memiliki satu port serial, satu port parabel, beberapa port USB dan satu port Firewire. Selain port-port tersebut ada juga prot-port tambahan khsuus, yaitu port MIDI (Musical Instrument Digital Interface), port SCSI, port IRDA (infrared), dan port bluetooth.

Meditasi Sebagai Alternatif Dalam Penyembuhan Ketergantungan Narkoba

Kesadaran adalah rasa awas mengenai diri sendiri dan lingkungan sekitar. Dari pengertian tersebut dapat kita artikan bahwa kesadaran mempunyai dua komponen. Pertama adalah pemantauan diri sendiri dan lingkungan sehingga persepsi, memori dan proses berpikir diwujudkan dengan kesadaran. Kedua adalah mengendalikan diri sendiri dari lingkungan sehingga kita mampu memulai dan mengakhiri aktivitas perilaku dan kognitif yang kita lakukan. Tingkat kesadaran seseorang tidaklah sepenuhnya sama, akan tetapi mengalami perubahan. Perubahan tersebut terjadi jika terdapat perubahan dari pola fungsi mental yang sebelumnya kelihatan lazim menjadi perubahan yang berbeda dari biasanya. Tidak semua tindakan dibimbing oleh keputusan sadar dan juga tidak semua pemecahan terhadap masalah di bawa di tingkat kesadaran. Salah satu pendapat psikologi modern adalah bahwa peristiwa mental melibatkan proses sadar dan tak sadar, banyak orang melakukan keputusan diluar dari kesadarannya. Sehingga kesadaran sesungguhnya memiliki peranan penting yaitu mengarahkan dan mengendalikan perilaku seseorang. Seseorang mempunyai kesadaran yang stabil akan melakukan segala sesuatu berdasarkan kemauan dan kemampuanya, namun tetap pada koridor yang benar secara akal. Karena keterbatasan kemampuan yang seseorang miliki, banyak seseorang yang lari dari masalah yang dihadapi dengan mengkonsumsi obat psikoaktif / narkoba, dengan dalih dapat meningkatkan kesadaran dan menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.
Padahal, obat psikoaktif adalah senyawa yang dapat mengubah persepsi, suasana hati,pikiran, ingatan bahkan perilku manusia. Pada saat sekarang ini banyak orang yang menggunakan obat psikoaktif tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran seperti Benzodiazepin,obat ini berfungsi menurunkan kecemasan menurunkan ketegangan serta gangguan fisik yang berhubungan dengan stress Penggunaan obat-obat itu berfungsi untuk mengubah kesadaran,mengurangi rasa sakit dan ketidak nyamanan serta melarikan diri secara psikologis. Banyak orang-orang mengasumsikan bahwa penggunaan obat-obat tersebut dapat mengatasi masalah yang sedang mereka hadapi. Padahal penggunan obat-obatan tersebut sesungguhnya merusak sistem saraf pusat, sehingga akan mengalami ketergantungan psikologis dan fisik. Ketergantungan psikologis maksudnya adalah jika sesorang sudah memiliki kebiasaan memakai obat untuk menghilangkan kecemasan maka dapat mengalami ketergantungan kepada obat tersebut. Sedangkan ketergantungan fisik atau adiksi adalah pemakaian yang terus-menerus dengan dosis yang bertambah besar utnuk mendapatkan efek yang sama. Jika hal tersebut tidak dilakukan maka maka seseorang tersebut akan mengalami reaksi fisik dan psikologis yang tidak menyenangkan, dan jalan satu-satunya adalah seseorang tersebut akan berusaha mendapatkan obat-obatan tersebut untuk mendapatkan kesenangan.
Meditasi adalah mengendalikan diri dengan memberikan perhatian dengan memusatkan pikiran pada suatu pokok permasalahan. Proses ini merupakan upaya untuk mengubah kesadaran dengan ritual atau latihan tertentu. Teknik meditasi ini sangat efektif untuk menimbulkan relaksasi dan menurunkan kesadaran fisiologis kerana latihan ini bisa membantu dalam mengatur pernafasan, membatasi perhatian terhadap hal-hal yang mengganggu pikiran. Dengan begitu terjadi penurunan yang bermakna terhadap kecepatan pernafasan, penurunan konsumsi oksigen, kecepatan jantung, tekanan darah, dan konsentrasi darah menurun. Selain itu, teknik meditasi ini membantu mengatasi kecemasan kronis dan meningkatkan kepercayaan diri.
Dalam buku Meditasi Mencapai Hidup Bahagia karangan Prof Dr dr Luh Ketut Suryani, psikiater dan dosen Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, meditasi diartikan sebagai proses pemusatan perhatian, yang menyebar menjadi satu perhatian, yang dilakukan secara sadar. Dengan meditasi, seseorang bisa belajar menjalani hidup dengan baik atas dasar keinginannya sendiri dan mencoba mengatasi masalah yang dihadapi. Apa pun yang terjadi selalu diterima dan disyukuri. Perasaan inilah yang menimbulkan keinginan untuk menikmati hidup dari sisi baiknya. Akhirnya, hidup menjadi terasa menyenangkan. Dengan konsep itu, maka meditasi dapat dijadikan alternatif dalam penyembuhan ketergantungan narkoba, hal tersebut bisa kita lihat dengan banyaknya lembaga sosial atau tempat rehabilitasi narkoba, menurut sumber yang saya baca kebanyakan dari lembaga sosial tersebut menggunakan meditasi sebagai alternatif dalam menyembuhkan seseorang yang mengalami ketergantungan narkoba.
Referensi :
• Atkinson,RitaL, dkk.Pengantar Psikologi Jilid 1.Batam,Interaksa.
• ------------------------.Pengantar Psikologi Jilid 2. Batam,Interaksa.

Proses Pembelajaran Kebudayaan pada Anak-anak Dalam Keluarga

BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Proses belajar, yang mencakup internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi, nilai-nilai budaya dalam kehidupan anak-anak tidak terlepas dari peran keluarga terutama orang tua. Proses internalisasi adalah Proses belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala perasaan, hasrat, nafsu serta emosi yang diperlukan sepanjang hidup manusia Individu yang akan terjun ke masyarakat sangat memerlukan proses internalisasi ini supaya individu tersebut tidak akan kesulitan dalam bersosialisasi. Sosialisasi itu sendiri mengandung pengertian proses mempelajari kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial sedang kan individu memerlukan suatu Proses mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikap dengan adat, sistem norma dan peraturan yang hidup dalam kebudayannya disebut enkulturasi. Dalam ketiga proses belajar ini, individu memerlukan agen sosialisasi (keluarga, kelompok bermain, sekolah, lingkungan kerja dan media massa). Agen sosialisasi yang sangat berpengaruh dalam kehidupan individu di lima tahun pertamanya adalah keluarga. Oleh karena itu, makalah ini mengangkat bagaimana proses pembelajaran kebudayaan yang dilakuka oleh orang tua kepada anaknya.

B. Masalah
Adapun permasalahan yang akan diangkat dalam makalah ini yaitu bagaimana cara orang tua menanamkan nilai-nilai budaya pada anak-anak mereka.

C. Metodologi penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey, dimana dalam hal ini akan diadakan wawancara pada tiga keluarga. survey ini dilaksanakan di Tegal Parang Selatan, Jakarta Selatan.



D. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui cara orang tua menanamkan nilai-nilai budayanya pada anak-anak mereka.

E. Manfaat
Penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua orang yang membaca makalah ini untuk mengetahui cara orang tua menanamkan nilai budaya dan tindakan yang dilakukannya bila anaknya tersebut melakukan penyimpangan.



















BAB II
Tinjauan Pustaka

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Manusia perlu memahami dan mengerti serta mengaplikasikan kehidupan berbudayanya dalam suatu masyarakat agar dalam proses sosialisasinya tidak mengalami hambatan dan tidak dianggap mengalami suatu penyimpangan di masyarakat.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
o alat-alat teknologi
o sistem ekonomi
o keluarga
o kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
o sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
o organisasi ekonomi
o alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
o organisasi kekuatan (politik)
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
Kebudayaan material. Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
Kebudayaan nonmaterial. Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)

Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan.
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:
alat-alat produktif
senjata
wadah
alat-alat menyalakan api
makanan
pakaian
tempat berlindung dan perumahan
alat-alat transportasi
Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:
berburu dan meramu
beternak
bercocok tanam di ladang
menangkap ikan
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. M. Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Karya seni dari peradaban Mesir kuno.
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.
Kebudayaan sebagai peradaban
Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari "alam". Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.

Artefak tentang "kebudayaan tingkat tinggi" (High Culture) oleh Edgar Degas.
Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang "elit" seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan".
Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang "berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak berkebudayaan"; bukan sebagai orang "dari kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak berkebudayaan" dikatakan lebih "alam," dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran "manusia alami" (human nature)
Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu —berkebudayaan dan tidak berkebudayaan— dapat menekan interpretasi perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak dan "tidak alami" yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar manusia. Dalam hal ini, musik tradisional (yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja) dianggap mengekspresikan "jalan hidup yang alami" (natural way of life), dan musik klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.
Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara kebudayaan dengan alam dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap "tidak elit" dan "kebudayaan elit" adalah sama — masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan. Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai kultur populer (popular culture) atau pop kultur, yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orang.
Dalam internalisasi suatu budaya diperlukan penanaman terhadap nilai budaya tersebut. Nilai budaya tersebut mencakup tradisi lisan, bahasa, festival budaya, ritus dan kepercayaan, musik dan lagu-lagu, seni pertunjukan, pengobatan tradisional, literatur, makanan tradisional serta olah raga dan permainan tradisional. Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.
Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi, atau sesuatu yang nampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan atau organisasi.
Ada tiga hal yang terkait dengan nilai-nilai budaya ini yaitu :
1. Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kelihatan kasat mata (jelas)
2. Sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebut
3. Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang mengakar dan menjadi kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat).


BAB III
Hasil dan Pembahasan

Manusia sebagai makhluk yang diberikan kelebihan akal tidak dengan serta merta dapat mencapai suatu kebudayaan tanpa melalui proses belajar. Norma-norma dan nilai-nilai yang dianggap benar pada sebuah masyarakat ditanamkan dalam tiap individu lewat cara belajar. Dengan pembelajaran itulah suatu masyarakat dapat membentuk sebuah masyarakat yang teratur.
Keluarga merupakan tempat dimana sebuah kebudayaan dapat terbentuk, dimana individu-individu belajar mengenai kebudayaan yang diturunkan generasi ke generasi. Semuanya itu adalah agar pada saat seorang individu masuk ke dalam masyarakat yang lebih luas, mereka mengenal kebudayaan mereka. Tentunya setiap orang tua dalam keluarga memiliki cara yang berbeda untuk mengajarkan nilai yang luhur serta norma yang berlaku kepada anak-anak mereka.
Kami telah melakukan wawancara terhadap tiga keluarga yang memiliki latar belakang keluarga yang berbeda dan suku yang berbeda. Kami melakukan wawancara untuk mengetahui bagaimana orang tua mengajarkan kebudayaan terhadap anak-anaknya dan bagaimana keragaman latar belakang budaya mewarnai proses sosialisasi dan internalisasi yang dilakukan dalam keluarga tersebut. Berikut adalah uaraian hasil wawancara kami.
Keluarga pertama yang kami wawancara adalah keluarga keturunan Arab di bilangan Rempoa, Jakarta Selatan. Keluarga Bapak Haydar Yahya. Arab termasuk salah satu bangsa yang memiliki banyak sekali budaya. Dan masyarakatnya sangat mempertahankan budaya-budaya tersebut bahkan banyak yang akhirnya menjadi fanatik. Kalau masyarakat Arab pada umumnya sangat mempertahankan budayanya, maka berbeda dengan kelurga ini. Bukan dengan mengurung anak perempuannya di rumah saja, makan makanan yang berbau-bau kambing, menikah dengan sesama familinya, dan lain-lain tetapai justru memberikan kebebasab untuk tumbuh berkembang sesuai yang ada pada dirinya. Dalam keluarga ini sang Ayahlah yang sangat berperan dalam penanaman budaya. Bukan budaya kesukuan yang ditanamkan, tetapi budaya yang mempunyai nilai-nilai universal. Diantaranya yaitu budaya kejujuran, toleransi dan budaya kemerdekaan. Sejak dini nilai-nilai kejujuran sudah mesti ditanamkan. Dan dengan memberikan kemerdekaan itulah salah satu cara untuk memberikan jalannya. Penanaman nilai-nilai yang berorientasi kepada suku sama sekali tidak ditanamkan di keluarga ini. Satu hal yang unik, di luar kebiasaan orang arab pada umumnya. Bapak ini mengatakan bahwa bahwa nilai-nilai budaya kesukuan bisa tidak berpengaruh terhadap perkembangan anaknya menghadapi dunia global seperti sekarang ini. Maka untuk mempersiapkannya sejak dini harus ditanamkan budaya yang bersifat global atau universal. Bukan budaya yang sifatnya kesukuan atau lokal saja. Untuk menghadapi dunia global saat ini nilai-nilai kesukuan itu pastiah tidak lagi bisa diterima karena sudah terlalu jauh perbedaannnya dengan segala ilmu, tekhnologi yang terus berkembang cepat. Kalaupun ada penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan, maka akan mudah untuk mencari jalan keluarnya. Karena penyimpangan yang dilakukan didasari dengan kejujuran dan kesadaran. Sang Ayah pastinya memberikan hukuman bagi yang melakukan penyimpangan, yaitu hukuman tanggung jawab. Kemerdekaan telah diberikan, dan semua anggota mempunyai hak untuk memilih jalannya sendiri maka apabila terjadi kesalahan maka yang membuat kesalahan itulah yang mesti bertanggung jawab atas dirinya.
Kalau di kebanyakan bangsa Arab dalam adat menikah mengharuskan dengan sesama familinya, keluarga ini membebaskan seluruh anggota menentukan pilihannya. Terbukti bahwa menantunya ada yang dari Inggris dan ada juga dari Amerika. Ini hanya salah satu contoh penerapannya. Disamping juga aktivitas-aktivitas layaknya keluarga lainpun juga dilakukan. Seperti menjaga kebersamaan dan saling mengungkapkan kasih sayang antar sesama anggota keluarga.
Sebelum semua itu dilakukan tentu sang Ayah telah memiliki konsep keluarga seperti apa yang ingin ditanamkan sehingga dalam penerapannya terwujud demikian. Meski dalam perkembangannya ternyata semua anggota keluarga memiliki budaya yang berbeda-beda. Seperti yang satu senang dikamar saja mendengarkan musik, yang lain membaca, yang lain lagi jalan-jalan, yang lain lagi hobi computer, dan lain sebagainya yang kesemuanya itu bisa berjalan atas dasar toleransi yang ada pada setiap individu. Suatu hal yang penting dalam penanaman budaya di keluarga ini adalah bahwa semua anggota keluarga memiliki kesadaran akan kebersamaan, rasa senasib, dan saling memebutuhkan satu sama lain. Maksudnya tidak melakukan sesuatu dengan terpaksa hanya untuk memenuhi keinginan sang Ayah atau Ibunya misal.
Keluarga kedua yang kami wawancara adalah keluarga keturunan Jawa yang tinggal menetap di Medan, Sumatera Utara. Mereka menetap di sana semenjak lahir. Walaupun begitu, kebudayaan yang ada di dalam keluarga mereka sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dan adat istiadat Jawa. Perpaduan ini sangat unik. Di tengah-tengah lingkungan masyarakat yang berkebudayaan Batak, mereka masih menanamkan kebudayaan Jawa. Pada kasus ini, anak-anak dalam keluarga selalu melakukan “sungkeman” pada saat acara keluarga, yang jelas bukanlah kebudayaan Batak, melainkan kebudayaan Jawa. Hal ini terus dilakukan walau mereka tinggal bukan pada tempat kebudayaan itu berasal. Namun, keluarga ini juga tidak sepenuhnya mengikuti tradisi Jawa yang penuh dengan adat istiadat.
Bukan hanya dua unsur tersebut yang mewarnai kebudayaan keluarga ini, keluarga ini juga menerapkan nilai-nilai keagamaan yang mereka anut, yaitu Islam. Sehingga nilai-nilai yang diajarkan tentang kepercayaan dan perbuatan baik buruk didasarkan pada sistem kepercayaan mereka. Ketiga faktor tersebut ternyata mempengaruhi proses internalisasi yang dilakukan anak. Orang tua mengajarkan nilai yang mereka junjung tinggi dengan menjadi role model yang baik bagi anak. Mereka secara langsung turut serta dalam menerapkan kebiasaan tersebut. Terdapat nilai-nilai luhur yang harus dipatuhi semua anggota keluarga tanpa terkecuali. Contohnya, menerapkan nilai-nilai agama seperti melakukan ibadah, yaitu setiap sholat Subuh setiap anggota keluarga harus sholat berjamaah. Sedangkan contoh dalam menerapkan nilai-nilai kekeluargaan seperti harus makan bersama dalam satu meja makan. Faktor lingkungan juga mempengaruhi bagaimana kebudayaan dalam keluarga tersebut berkembang. Orang tua selalu menanamkan nilai-nilai luhur dari kebudayaan Jawa yang diturunkan kepada mereka dari generasi sebelumnya, namun kebudayaan Batak terlihat pada perilaku anak sehari-hari. Contohnya, anak jadi lebih keras kepala dan nada bicaranya yang keras. Walaupun anak diajarkan nilai-nilai Jawa, saat mereka masuk dalam lingkungan orang-orang suku Batak, mereka pun melakukan proses pembelajaran yang dibawa pada keluarga. Anak-anak pada keluarga tersebut mengerti bahasa Jawa dengan baik walaupun tidak bisa berbicara bahasa Jawa. Justru, mereka tidak terlalu mengerti Bahasa Batak walaupun telah lama tinggal di sana.
Jika terjadi pelanggaran nilai, orang tua mencoba memberikan perilaku diam karena dengan begitu anak akan merasa bahwa dia telah melakukan kesalahan, barulah setelah itu, orang tua menasehati kembali tentang konsekwensi atas perbuatannya tersebut. Jika dapat ditelaah, kebersamaan dan keteraturan adalah nilai tertinggi yang dianut keluarga ini.
Keluarga ketiga tinggal dan dibesarkan di mana kebudayaan mereka berasal. Keluarga ini bersuku Sunda dan tinggal di daerah Tataran Pasundan. Penyerapan nilai-nilai kebudayaan di dalam keluarga ternyata tidak terbentur beberapa budaya lain. Orang tua menerapkan nilai-nilai keluarganya dengan cara memberitahu batasan norma-norma dan nilai-nilai yang harus dijunjung oleh anak. Sebagai contoh, cara anak berbahasa, karena Bahasa Sunda memiliki tingkatan kesopanan yang digunakan kepada tingkat orang yang berbeda. Dalam keluarga ini, masih dikenal sistem kepercayaan yang masih dipegang kukuh seperti menggunakan adat “pamali”, sebutan untuk sesuatu yang tidak boleh dilakukan dalam adat Sunda yang berdasarkan pada mitos. Memang masih terasa kental budaya kesukuan dan istiadat pada keluarga ini.
Keluarga ini pun memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi satu dengan yang lain. Sehingga pelanggaran nilai akan hampir tidak nampak. Tentunya orang tua tidak begitu saja memberikan kepercayaan kepada anaknya. Sebelumnya pasti ada proses penanaman kepercayaan yang merupakan hal mutlak untuk dapat memberikan kepercayaan. Inilah nilai tertinggi dari hasil wawancara dengan keluarga ini.




BAB IV
Analisis Hasil
Keluarga pertama mendidik anaknya dengan budaya yang universal. Terlihat keunikan tersendiri dalam keluarga ini sebagai bangsa Arab yang justru tidak ada arab-arabnya sama sekali melainkan nilai-nilai universal yang kental terasa menerapkan cara yang tidak berdasar pada kesukuan atau dari mana nenek moyang mereka berasal. Sebaliknya, keluarga kedua yang juga memiliki kemiripan peristiwa dengan keluarga pertama justru lebih menekankan kebudayaan dari mana mereka berasal, namun tetap terpengaruh lingkungan dimana mereka tinggal walaupun tidak terlalu signifikan. Sedangkan keluarga ketiga, tinggal dan mengembangkan kebudayaan asli dimana mereka berada. Ketiga fenomena ini menjelaskan bagaimana keluarga dapat menjadi guru bagi penanaman nilai dan norma. Walaupun setiap keluarga memiliki nilai yang berbeda, namun begitulah kebudayaan, akan relatif dan berbeda-beda. Sekilas mengulas, keluarga pertama begitu mengetengahkan aspek kebebasan yang tidak terkungkung dan terbatas pada kesukuan. Keluarga ini pun mengajarkan sebuah kebebasan yang disertai tanggung jawab. Itulah esensi nilai internalisasi bagi anak-anak di keluarga tersebut. Sedangkan keluarga kedua, melihat fenomena dari mana mereka berasal dan dimana mereka tinggal. Mereka tidak melupakan kebudayaan ibu mereka walau kini berada jauh dari tempat kebudayaan yang mereka junjung berasal. Namun, mereka pun tidak menampik pengaruh yang hadir dari lingkungan. Keluarga ini menekankan bahwa menjadi contoh yang baik bagi anak adalah sebuah cara mensosialisasikan nilai-nilai yang mereka junjung. Keluarga ketiga, sama melihat fenomena budaya berdasar budaya ibu atau budaya nenek moyang. Karena mereka tetap tinggal di daerah dari mana kebudayaan mereka berasal, identitas kesukuan terlihat jelas. Internalisasi kepercayaan bagi anak disertai dengan rasa percaya yang tinggi dari orang tua, hal inilah yang membuat proses internalisasi dalam keluarga ini berjalan tanpa hambatan berarti seperti pelanggaran anak terhadap nilai.
Dari ketiga keluarga di atas, dapat kita lihat bahwa proses penyerapan kebudayaan dalam keluarga dipengaruhi beberapa faktor yaitu nilai apa yang mereka junjung tinggi, cara orang tua menerapkan nilai-nilai luhur tersebut, faktor lingkungan mereka berada, cara orang tua menerapkan nilai-nilai luhur tersebut, yaitu bisa dengan menjadi role model bagi anak atau dengan memberi tahu dengan jelas batasan-batasan norma-norma dan nilai-nilai yang dianut oleh keluarga dan lingkungan masyarakatnya.



BAB V
Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan
1. Setiap keluarga memiliki cara pandang sendiri terhadap nilai-nilai yang mereka junjung, entah itu berdasar atas rasa kebudayaan kesukuan ataupun tidak.
2. Orang tua merupakan pembimbing utama dalam keluarga bagi anak untuk melakukan pembelajaran kebudayaan.
3. Faktor lingkungan juga merupakan faktor yang tidak dapat terabaikan pada proses pembelajaran kebudayaan.
4. Setiap keluarga memiliki cara penanganan tersendiri atas pelanggaran nilai yang dilakukan anggota keluarganya sesuai dengan budaya yang juga dijunjungnya.
b. Saran
Hendaknya individu diberikan pengajaran tentang budaya yang dianut oleh orang tua sedini mungkin. Sebab ini akan berpengaruh pada kepribadian dan kelangsungan budaya yang dianutnya.
Hendaknya ada toleransi antar penganut budaya masing-masing sehingga keharmonisan dalam masyarakat tetap terjaga




Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana cara orang tua untuk menanamkan nilai budaya mereka pada anak-anaknya?
2. Apakah pengaruh kesukuan dirasa berpengaruh terhadap nilai yang dianut?
3. Pengaruh apa lagi yang dirasakan membentuk nilai budaya dalam keluarga?
4. Apa yang dilakukan orang tua jika anak melakukan pelanggaran nilai?






Daftar Pustaka

Koentjaraningrat. 2002. PENGANTAR ILMU ANTROPOLOGI. Jakarta : PT Rineka Cipta
J. Narwoko, Dwi. 2007. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Soekanto, soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grasindo Persada
Wikipedia.org

Gonad: Perkembangan & Fungsi Sistem Reproduksi

 Diferensiasi dan Perkembangan Seks
• Jenis Kelamin Kromosomal
• Kromosom Seks
• Jenis Kelamin ditentukan secara genetis oleh 2 kromosom yang disebut kromosom seks untuk membedakannya dari kromosom somatik(autosom)
• Satu jenis kelamin memiliki pasangan yang cocok, misalnya perempuan adalah XX dan pria XY
 Kromosom manusia
Manusia memiliki 46 kromosom
o Pada pria 22 pasang otosom ditambah sebuah kromosom X dan sebuah kromosom Y
o Pada wanita 22 pasang otosom ditambah 2 kromosom X

 Embriologi Sistem Reproduksi Manusia

 Perkembangan Gonad

Pada setiap sisi embrio muncul suatu gonad primitif dari Genital Ridge, suatu pemadatan jaringan dekat kelenjar adrenal.Gonad membentuk suatu korteks dan medula.Sampai minggu ke enam perkembangan, struktur ini identik pada kedua jenis kelamin.Pada pria genetik, medula berkembang selama minggu ke-7 dan ke-8 menjadi testis, dan korteks mengalami regresi.Pada wanita genetik, korteks berkembang menjadi ovarium dan medula mengalami regresi.

 Embrio Genitalia

Pada minggu ke-7 gestasi(kehamilan), embrio memiliki duktus genitalis primordial pria dan wanita.Pada janin wanita normal, sistem duktus mulleri berkembang menjadi tuba uterina(oviduktus) dan uterus.Pada janin pria normal, sistem duktus wolffian dikedua sisi berkembang menjadi epididimis dan vas deferens.

 Perkembangan Otak

Paling sedikit pada beberapa spesies, perkembangan otak serta genitalia eksterna dipengaruhi oleh androgen pada awal kehidupan.
Pada tikus pajanan singkat androgen selama beberapa hari pertama menimbulkan perilaku seksual berpola pria dan terbentuknya pola kontrol sekresi gonadtopin oleh hipotalamus bersifat pria setelah pubertas. Tanpa adanya androgen, terbentuknya pola wanita.

 Pubertas

Pubertas adalah ketika fungsi endokrin dan gametogenik gonad pertama kali berkembang mencapai titik yang dapat terjadi reproduksi. Pda gadis, peristiwa pertama adalah Tarlake, terbentuknya payudara, diikuti oleh Pubarke, timbulnya rambut pubis dan ketiak, lalu oleh Manarke, periode menstruasi pertama. Di Amerika Serikat selama bertahun-tahun terakhir pubertas biasanya terjadi antara usia 8 dan 13 pada gadis serta 9 dan 14 pada pemuda.

 Pubertas Tertunda atau Ketiadaan Pubertas
Pubertas tidak dianggap tertunda secara patologis sampai menarke tidak timbul pada usia 17 thn atau testis tidak berkembang sampai usia 20 thn
Kegagalan pematangan akibat panhipopituitarisme berkaitan dengan kecebolan (dwarfing) dan bukti kelainan endokrin lain.Penderita dengan kromosom XO dan disgenesis gonad juga cebol pada beberapa orang, pubertas tertunda walaupun terdapat gonad dan fungsi endokrin lain normal.Pada pria, gambaran klinis ini disebut eunukoidisme.Pada wanita, gambaran ini disebut amero primer

 Menopause

Ovarium manusia menjadi tidak responsif terhadap gonadtropin seiring dengan pertambahan usia, dan fungsinya menurun, sehingga siklus seksual menghilang, ini yang disebut juga sebagai menopause.Ovarium yang tidak responsif ini berkaitan dengan dan mungkin disebabkan oleh penuruna jumlah folilkel primordial, yang terjadi mendadak saat menopause.

Pada wanita, menstruasi biasanya mulai tidak teratus dan terhenti antara usia 45 dan 55.Rasa hangat yang menyebar dari badan ke wajah (hot flushes), keringat malam, dan berbagai gejala psikis sering terjadi saat ovarium berhenti berfungsi.Selain itu, pada pria hal ini terjadi setelah kastrasi. Penyebabnya tidak diketahui. Walaupun fungsi testis cenderung turun secara perlahan seiring dengan pertambahan usia, telah terbukti bahwa tidak terdapat “menopause pria” (klimakterik) yang serupa yang terjadi pada wanita.

Sistem Reproduksi Pria

- Testis mempunyai bentuk oval dan terletak didalam skortum atau kantung pelir. Fungsinya adalah sebagai alat untuk memproduksi sel-sel sperma dan hormon kelamin jantan.
- Saluran pengeluaran pada testis terdiri dari Epididimis dan Vas Deferens. Fungsi dari Epididimis adalah sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens yang berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma menuju kantung mani(vesikula seminalis)
- Spermatogenesis atau proses pembentukan sperma terjadi didalam testis, yaitu tubulus seminiferus. Kehidupan seksual aktif diawali pada usia sekitar 13 tahun, sebagai akibat stimulasi hormon gonadrotropin hipofisis anterior dan berlangsung terus sepanjang hidup. Keseluruhan waktu yang dibutuhkan dari sel-sel germinal sampai menjadi sperma adalah sekitar 75 hari.

Saluran ejakulasi adalah saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra, fungsinya adalah untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra. Uretra itu sendiri adalah saluran akhir dari reproduksi yang terdapat didalam penis. Berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.

Penis merupakan alat kelamin luar pria yang berperan untuk persetubuhan. Penis pada pria merupakan sebuat batang yang dapat erektil, dengan bagian ujungnya yang membesar (glans penis).

Sistem Reproduksi Wanita

- Vagina adalah kanal yang mengarahkan dari luar tubuh menuju cervix , pintu menuju uterus.
- Uterus adalah organ berotot dimana telur yang telah difertilisasi, atau embrio, mengikat diri dan berkembang. Ia berada dalam ukuran dan bentuk sebuah pir serta dilapisi membran yang kaya akan gizi, endometrium .
- Tuba fallopian menjalar dari bagian atas uterus sampai ke bawah menuju ovarium, dua organ yang berukuran seperti kacang walnut yang mengandung telur-telur.

Pada siklus menstruasi normal, terdapat produksi hormon-hormon yang paralel dengan pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan implantasi (perlekatan) dari janin (proses kehamilan). Gangguan dari siklus menstruasi tersebut dapat berakibat gangguan kesuburan, abortus berulang, atau keganasan. Gangguan dari sikluas menstruasi merupakan salah satu alasan seorang wanita berobat ke dokter.

Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, 2-8 hari adalah waktu keluarnya darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari. Penelitian menunjukkan wanita dengan siklus mentruasi normal hanya terdapat pada 2/3 wanita dewasa, sedangkan pada usia reproduksi yang ekstrim (setelah menarche dan menopause) lebih banyak mengalami siklus yang tidak teratur atau siklus yang tidak mengandung sel telur. Siklus mentruasi ini melibatkan kompleks hipotalamus-hipofisis-ovarium.

Kompeks Hipotalamus-Hipofisis-Ovarium

Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:

 FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
 LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH
 PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin


Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:

 Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah
 Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
 Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)

Siklus ovarium :
 Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur yang berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus dan siap untuk proses ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu rata-rata fase folikular pada manusia berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya mempengaruhi panjang siklus menstruasi keseluruhan
 Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan jangka waktu rata-rata 14 hari



MENOPAUSE & KLIMAKTERIK

Menopause adalah haid terakhir pada wanita, yang juga sering diartikan sebagai berakhirnya fungsi reproduksi seorang wanita. Oleh karena itu, tidak jarang seorang wanita takut menghadapi saat menopausenya. Kehidupan menjelang dan setelah menopause inilah yang sering disebut sebagai masa senja atau masa klimakterium.
Istilah menopause seringkali disalah-artikan dengan klimakterium.

Gejala-gejala sindrom klimakterik
 Gangguan neurovegetatif (vasomotorik-hipersimpatikotoni) yang mencakup: • gejolak panas (hot flushes)
• keringat malam yang banyak
• rasa kedinginan
• sakit kepala
• desing dalam telinga
• tekanan darah yang goyah
• berdebar-debar
• susah bernafas
• jari-jari atrofi
• gangguan usus (meteorismus)
 Gangguan psikis
• mudah tersinggung
• depresi
• lekas lelah
• kurang bersemangat
• insomania atau sulit tidur

Kelainan Fungsi Ovarium
 Amenorea : keadaan dimana tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut.
 Kemandulan
 Gangguan organik • infark miokard (gangguan sirkulasi)
• atero-sklerosis (hiperkolesterolemia)
• osteoporosis
• gangguan kemih (disuria)
• nyeri senggama (dispareunia)
• kulit menipis
• gangguan kardiovaskuler

Kekerasan Dalam Demonstrasi; Boleh atau Tidak ?

Dalam wacana demokrasi istilah kebebasan sangatlah melekat. Kebebasan mengemukan pendapat, menyalurkan berbagai aspirasi dan sebagai kritik atas ketidakcocokan atau kebijakan yang selama ini ada atau lebih kita kenal sebagai demonstrasi.
Bila memerhatikan tontonan demo protes bersinambungan selama beberapa bulan terakhir, kita bisa menyimpulkan demonstrasi-demonstrasi itu bentuk protes masyarakat terhadap situasi yang ada. Pada waktu ini yang berkembang baru 'keresahan' sosial. Bukan 'kerusuhan' sosial. Namun, memang sudah harus sama-sama diperhatikan, diteliti, kemudian ditanggapi karena demonstrasi mulai menjadi tradisi. Dalam masyarakat demokratis, demonstrasi memang menjadi hak warga. Tetapi tentunya ada batasannya agar proses demontrasi berjalan tertib dan teratur.
Demonstrasi adalah tindakan untuk menyampaikan penolakan, kritik, ketidakberpihakan, mengajari hal-hal yang dianggap sebuah penyimpangan demi kemajuan. Demontrasi yang terjadi sekarang adalah dengan cara jalan bersama-sama dengan membawa spanduk berisikan tuntutan disertai dengan teriakan / orasi , membakar ban, aksi teatrikal, merusak pagar dan fasislitas umum di jalan-jalan,dan banyak lagi tindakan-tindakan yang selama ini melekat pada kata demonstrasi. Jika cara seperti itu masih tetap dilakukan tentunya akan berdampak kearah negatif, sehingga yang menjadi tujuan dari demontrasi menjadi kabur dan terkesan anarkis. Seharusnya demonstrasi juga “mendemonstrasikan” apa yang seharusnya dilakukan oleh pihak yang menjadi objek protes bukan mengedepankan emosi sehingga memicu terjadinya agresi atau kekerasan.
Banyak sebab yang menjadikan demonstrasi menjadi anarkis, antara lain adalah dengan mengedapankan emosi sehingga para demonstran tidak menghargai tugas yang ditanggung oleh polisi. Mereka merasa hebat dan puas jika mampu merobohkan pertahanan aparat. Mereka menganggap bahwa apa yang menjadi tuntutan aksi protesnya tidak diperhatikan dan ditanggapi sehingga anarkisme terjadi. Anarkisme tersebut antara lain dengan melakukan kekerasan terhadap orang yang menghalangi aksi protesnya sehingga tidak jarang menimbulkan korban jiwa seperti yang dilakukan oleh masa FPI dalam aksi demonya di kawasan monas sekitar bulan Juni beberapa waktu lalu sebagai aksi ketidakpuasan akan keputusan pemerintah tentang ahmadiyah. Ironisnya, yang menjadi korban tersebut adalah mereka yang tidak tahu apa-apa mengenai hal tersebut. Sungguhlah menyedihkan jika hal tersebut terus terjadi.
Sesungguhnya kekerasan dalam demonstrasi adalah salah satu indikator tingkat kesehatan mental yang memburuk di masyarakat. Para oknum pelaku kekerasan kebanyakan mengedepankan ego dan pendirian mereka tanpa memperhatikan dampak yang ditimbulkan akibat adanya tindak agresi tersebut.
Oleh sebab itu kekerasan dalam demonstasi sangatlah tidak bisa diterima dengan berbagai alas an. karena kekerasan tersebut lebih banyak menyeret manusia masuk kelorong kegelapan, dan menyisakan parut yang menorehkan gangguan selanjutnya. Ada yang dapat menutupnya lewat kebangkitan kembali yang lebih baik, namun banyak hanya menyisakan jejak gelap selanjutnya yaitu ketidakberdayaan. Menurut Nalimi muhdi seorang Psikiater, dalam jawa pos menyebutkan bahwa kekerasan dalam Demonstrasi kerap tampil lewat gincu warna-warni, amat muram, atau menyilaukan mata. Meskipun akibat fatal kekerasan adalah pembunuhan dan keganasan perang. Dua akibat tersebut pastilah sangat memprihatinkan karena berkenaan dengan hilangnya nyawa manusia.
Demo itu baik dan perlu serta boleh. Pemerintah juga rnengizinkan, namun harus tahu aturannya. Demo dilakukan untuk mengemukakan tuntutan, bukan menambah masalah negeri ini.
Menurut saya akan lebih baik jika tidak berdemo lebih lebih dengan kekerasan, tetapi pilih perwakilan untuk berunding dan menyampaikan tuntutannya. Mungkin cara ini lebih bijaksana dan adil yang akhirnya negara lebih aman, tenteram dan damai. Agar tercipta demo yang sehat, tertib dan saling menguntungkan maka antara demonstran dan pihak yang didemo harus ada kerja sama, perhatian serta hubungan timbal balik.
Suhariyanto / psikologi B / 208000018
Referensi :
www.suaramerdeka.com
www.jawapos.com
www.indosiar.com