Thursday, May 24, 2012

SURAT UNTUK SAUDARAKU

Aku gak mau hanya menjadi teman bagimu,

Akupun tak mau sekedar menjadi sahabatmu,
Aku ingin menjadi saudaramu,
saudara terbaik buatmu :-)
Menjadi bagian dari keluarga dan hidupku.
Dari dulu kita berkomitmen untuk hal itu,
menjadi saudara yg saling membantu, berbagi dan bersama-sama untuk meraih mimpi-mimpi,

Kau masih ingat saat kita bersama mencoba bercerita tentang mimpi-mimpi kita?
Masih ingatkah saat kita berdua mencoba mengukir mimpi suatu saat akan bertemu disini dg diri kita yg sudah berhasil meraih mimpi-mimpi?

Tahukah kau saudaraku,
Cita-cita dan mimpi kita begitu mulia,
meraih masa depan yg lebih baik dari apa yang kita rasakan sekarang ini,
Menjunjung tinggi dejarad dan martabat orang tua dan keluarga kita,
mencerdaskan putra-putri bangsa melalui segenap hati dan ilmu kita punya dimanapun kita berada, menjadi pribadi yg tidak berat untuk berbagi, berusaha menjadi berkah dimanapun kita.


Selama ini kita mencoba untuk saling berbagi, berdiskusi serta mencoba merangkai bagaimana meraih mimpi. Mimpi yang bukan untuk diri kita pribadi, tapi lebih untuk berbagi, Berbagi berarti memberi semua yang kita bisa, memberi sesuatu yang kita punya, tenaga, materi ataupun ilmu kita, Masih teringat jelas akan rencana kita, memberikan kesempatan kepada putra-putri terbaik bangsa untuk meraih cita-cita mulianya.

Cita-cita itu membuatku sadar, bahwa hidup bukan untuk diri sendiri, bahwa hidup bukan hanya mengejar materi, tetapi bagaimana kita mampu menjadi pribadi yang mampu meneladani sifat-sifat baik yang Tuhan kita miliki.

Itulah yang malam tadi melintas dalam pikiranku, mengingat sosokmu saudaraku. Semoga engkaupun sama mengingat apa yang sudah kita rencanakan kala itu. Cita-cita yang sudah kita rajut sejak dulu.

Aku yakin, kita bisa mewujudkan itu semua saudaraku. Pasti... Pasti...Pasti…

“Menolong Tanpa Minta Nama, Tuhan Beserta Kita”

Jakarta, 24 Mei 2012