Orang bijak adalah dia yang hari ini mengerjakan apa yang dikerjakan orang bodoh akan lakukan tiga hari kemudian. ( Abdullah bin Mubarok )
Kisah ini terjadi di masa perang saudara yang penuh gejolak, sehingga sebuah kerajaan harus terpecah menjadi beberapa bagian. Seorang budak melarikan diridari negeri asalnya dan mengungsi kenegara tetangganya.
Pemiik budak itu adalah penguasa negeri tersebut. Ia menawarkan imbalan berupa 50 0ns emas murni yang jauh lebih mahal dari harga budak itu-untuk siapa saja yang dapat mengembalikan pelarian itu.
Raja dari negeri yang dituju budak itu menolak imbalan dan tidak mau menyerahkan budak tersebut. Raja itu kemudian memutuskan untuk menawarkan sebuah kota berukuran sedang sebagai pengganti budak itu.
“ Tuanku, apakah budak itu sedemikian tinggi harganya?”dengan hati-hati seorang menterinya menasehati.
“ kamu harus melihat gambaran yang lebih besar”, kata tuannya.” Untuk dapat berhasol memerintah suatu negara, aku tidak boleh terlalu memperhatikan masalah keuangan. Sebaliknya, aku harus tetap berpegang pada peraturan. Apabila tidak, maka rakyatku tidak akan menghormatiku maupun mentaati hukum yang berlaku. Sebagai akibatnya, negeriku akan menjadi kacau dan pada akhirnya akan hancur. Apabila seseorang menantang kekuasaanku, kau harus menghukumnya dengan biaya berapapun agar yanglain mendapatkan pelajaran yang berharga. Janganmain-main dengan tuanmu. Bukan saja rakyatku tidak akan pernah melanggar peraturan, mereka juga akan menghormatiku karena bersikap serius dalam menegakkan hukum. Oleh sebab itu, menyerahkan sebuah kota untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah terlalau mahal.
Inspirasi
Seorang pemimpin harus mempunyai berbagai sifat yang dapat membibingnya dalam memutuskan segala sesuatu demi kebaikan orang-orang yang dipimpinnya. Dia harus mengenal pribadi-pribadi dalam kelompok masyarakatnya. Mengenal teman-temannya dengan baik. Jadi, dia tahu apa yang bisa diharapkan apa keinginan orang-orang disekitarnya. Di samping itu, dia juga bisa memposisikan mereka nantinya ditempat yang tepat untuk menunjaang keberhasilannya. Ujung-ujungnya juga si pemimpin tidak berlebihan dalam mengharapkan apa yang bisa dilakukan oleh kelompoknya.
Pemimpin yang baik akan memusatkan perhatiannya pada sinergi. Kebersamaan dan kerjasama di dalam kelompoknya. Tidak peduli hasilnya apa, tapi ketika ada kerjasama yang baik dalam kelompok, semua akan tetap bernilai baik. Tapi, meski berhasil, tanpa danya kerjasama dalam kelompok, semua akan menjadi hampa. Dengan sendirninya, ketika ada kerjasama, semua kegagalan dapat ditoleransi. Semua kegagalan akan terasa mudah diperbaiki.
Pemimpin mengkomunikasikan harapan dan kekecewaan yang dia rasakan. Karena dia adalah bagian dari kelompok. Dia berhak untuk mengutarakan unek-uneknya sendiri. Dia berhak membicarakan kesedihannya, dan berhak membagi kebahagiaan dengan yang lainnya.tapi, ketika dia membagikan semua isi hati dengan semua anggota kelompok, bukan berarti semua selesai, selanjutnya semua harus kembali pada kondisi yang bersemangat mencapai tujuan bersama.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah menyempatkan diri untuk mampir. Mari berbagi pandangan, inspirasi dan ilmu pengetahuan.