Risma Partiwi, adalah Putri Sekodi, Bengkalis yang meninggalkan kampung halamannya untuk berjuang meraih impiannya menjadi seorang guru. Dia salah satu murid lulusan SDN 38 Sekodi, sekolah dimana aku berbagi, belajar bersama anak-anak, guru-guru dan komunitas di sini. Tidak ada yang spesial dengannya, sama seperti anak-anak lainnya. Namun bagiku sosoknya yang polos, rajin belajar, mumpuni dalam bidang akademis, pandai mengaji dan patuh membuat aku tersenyum lebar. Lebih-lebih ketika aku bermain ke rumahnya, melihat beberapa trofi penghargaan yang diraihnya sejak SD. Ya, memang dia "berbeda" beberapa anak yang lain.
Ceritaku tentang dia semakin dekat ketika Pak Parno (salah satu guru
SDN 38 Sekodi dan guru mengaji Risma) merekomendasikan dia untuk hijrah
ke kota belajar mencari ilmu di kota bersama orang tua asuh di
Pekanbaru. Orang tua asuh tersebut adalah Tante Yul dan Om Syavril.
Beliau adalah orang tua kandung dari Mas Andhika (Dika) Pengajar Muda
angkatan Pertama. Beliaulah orang tua kami (Pengajar Muda Kabupaten
Bengkalis); sehingga tidak heran kami sering bermain sekedar singgah
ketika ada acara di Pekanbaru atau ketika kami pulang dan pergi mudik.
Beberapa hal yang bisa aku pelajari dari kehidupan Om dan Tante adalah
sifat terbuka, menolong, bermanfaat untuk sesama, serta menjunjung
tinggi kejujuran. Sikap itulah yang menjadikan kami nyaman, bangga,
salut dan bersyukur bahwa di dunia ini masih banyak orang-orang yang
baik, orang-orang yang peduli dengan pendidikan dan memiliki rasa
memiliki yang tinggi terhadap tantangan sosial yang terjadi di
lingkungan sekitarnya.